Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/08/2023, 15:56 WIB
Putri Aulia,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Kanker payudara masih menjadi masalah kesehatan utama pada perempuan di seluruh dunia. Data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2020 mengungkapkan, angka kematian akibat kanker payudara mencapai 685.000 per tahun.

Di Indonesia, situasinya tak lebih baik. Menurut Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia (Kemen PPPAI), Lenny N. Rosalin, angka kejadian kanker payudara terus meningkat dan mencapai 42,1 per 100.000 penduduk perempuan.

Salah satu masalah utama yang masih dihadapi adalah rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini dan memeriksakan diri. Padahal, deteksi dini menjadi kunci penting agar kanker yang ditemukan masih di stadium awal sehingga peluang kesembuhan lebih besar.

Dokter spesialis bedah onkologi, Walta Gautama Said Tehuwayo menyebut salah satu tanda kanker payudara yang paling umum adalah adanya benjolan.

Baca juga: Benjolan Kanker Payudara Seperti Apa? Simak Penjelasan Ahli Berikut

“Hampir 90 persen itu benjolan. Sisanya ada keluar cairan dari puting, baru ada luka di puting tapi itu sudah terlambat. Di situ masalahnya,” ujar dokter Walta dalam acara kegiatan edukasi bertema "Rights to Smile: Perempuan Bicara Kanker Payudara" yang digelar oleh Kemen PPPAI dan Novartis di Jakarta (23/8/2023).

Perubahan pada puting dan perubahan pada kulit payudara juga perlu diwaspadai. Perubahan pada puting meliputi luka di puting tidak sembuh lebih dari 6 bulan, keluar cairan merah atau kecoklatan, puting tertarik ke dalam, kulit puting menebal.

Sementara, perubahan pada kulit payudara meliputi kemerahan, adanya cekungan seperti lesung pipi, dan kulit payudara tampak seperti kulit jeruk.

Meski begitu, dokter Walta menyebut tanda-tanda itu merupakan gejala lanjutan dari kanker payudara atau sudah stadium lanjut. Untuk itu, ia menyarankan untuk segera periksa begitu muncul benjolan pada area payudara.

“Tanda kanker itu harus rajin meraba. Rajin raba yang terbaik itu sebelum haid atau 3 atau 4 hari setelah haid,” jelas dokter Walta.

Baca juga: Nunung Ceritakan Rangkaian Pengobatan Kanker Payudara yang Dijalaninya

Bentuk benjolan

Benjolan yang muncul pada tubuh dapat memiliki berbagai bentuk dan konsistensi. Salah satu perbandingan yang digunakan dokter Walta adalah dengan balon.

Jika kita membayangkan memegang balon yang kenyal, permukaannya cenderung licin dan rata, itu kemungkinan merupakan tumor jinak.

Namun, yang perlu diwaspadai adalah benjolan yang terasa padat, keras, dan memiliki permukaan yang tidak rata atau bahkan berbenjol-benjol. Karakteristik ini dapat menjadi indikasi adanya perubahan yang lebih serius dalam jaringan tubuh.

Jika merasakan benjolan dengan tekstur yang tidak biasa, terutama jika pinggirannya sulit untuk dibedakan, langkah pertama yang harus diambil adalah berkonsultasi dengan dokter.

Baca juga: 6 Kebiasaan Buruk Wanita yang Tingkatkan Risiko Kanker Payudara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com