KOMPAS.com - Generasi Indonesia yang masih lajang alias jomblo rupanya belum punya "kemerdekaan" dalam menentukan pilihan hidupnya, terutama pada urusan percintaan dan menikah.
Angka ini melonjak lebih tinggi dibandingkan dua tahun lalu yang menunjukkan persentase 29 persen.
Sedangkan, 58 persen dari mereka juga merasa mendapat tekanan yang lebih besar dari masyarakat untuk menikah dibandingkan dua tahun lalu di angka 31 persen.
Sebagian besar dari alasan itu, menurut survei disebabkan oleh keadaan yang membuat para lajang tinggal bersama orangtua saat dewasa. Kemudian ada pula pengaruh dari kebiasaan masyarakat dan budaya yang berkembang.
"Penting untuk dipahami keputusan untuk tinggal bersama orangtua saat dewasa adalah pilihan pribadi dan dapat sangat bervariasi tergantung pada keadaan individu dan tradisi budaya,” ungkap Violet Lim, CEO dan Co-Founder dating agency, Lunch Actually.
Baca juga: Tips Hadapi Tekanan Cepat Menikah dari Keluarga
Saat ini, pertimbangan finansial menjadi tantangan terbesar bagi para lajang untuk mulai hidup terpisah dengan orangtua.
Mungkin sulit bagi sebagian orang untuk hidup mandiri di Indonesia karena tingginya biaya hidup dengan pendapatan yang stagnan.
Kondisi itu yang pada akhirnya membuat para jomblo dipengaruhi secara signifikan, khususnya dalam urusan percintaan.
Berikut adalah beberapa pengaruh tinggal bersama orangtua dalam urusan asmara:
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.