Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tinung Rambu dan Kain Timor yang Dikenakan Ibu Negara

Kompas.com - 07/09/2023, 07:48 WIB
Wisnubrata

Editor

"Ibu Negara mana bu," tanya Stephanie polos.

"Ibu Negara Indonesia Stephanie, kan mau KTT ASEAN," jawabnya.

Untunglah pelanggan yang sudah membooking kain tersebut bersedia menunggu produksi selanjutnya, sehingga kain-kain tersebut akhirnya dikirimkan.

Namun ceritanya tidak selesai di situ. Pihak Istana tentu memiliki kurator kain mana yang akan dipilih dari sekian banyak yang ada.

"Penjahit Ibu Iriana juga sempat menanyakan arti motif pada kainnya serta detail lainnya. Dia juga bilang bahwa ini masih diseleksi, semoga dipakai ya," cerita Stephanie.

"Saya sih tidak terlalu berharap ya, karena kain saya dibeli sih saya sudah bersyukur," katanya.

Selang beberapa minggu kemudian, kebetulan Tinung Rambu diajak ikut pameran di Labuan Bajo bertepatan dengan acara KTT ASEAN pada bulan Mei 2023. Stephanie diminta membawa kain-kain koleksinya.

Pada hari-H pembukaan KTT, saat sedang menjaga lapaknya di pameran, Stephanie melihat-lihat situs milik sekretariat negara. Di sana ia melihat Iriana Joko Widodo mengenakan kain dari Timor.

"Saya merasa kenal dengan kain itu, tapi masih sedikit ragu. Beberapa saat kemudian saya dikabari oleh penjahit Ibu Iriana, katanya: 'Mbak, kainmu jadi dipakai, coba lihat di berita'," katanya.

Pewarna alam

Adapun kain ini dibuat dengan cara tenun manual yang dikerjakan menggunakan dua teknik yang kerap dijumpai di Pulau Timor, yaitu teknis sotis dan teknik buna.

Sarungnya terdiri dari 3 bagian, yaitu polosan pada bagian atas, teknik sotis di bagian tengah, dan bawah dengan teknik buna. Teknik sotis umumnya juga bisa dikenal dengan bahasa sederhana seperti songket.

Sedangkan teknik buna adalah proses tenun yang menambahkan tambahan benang pakan (horizontal) dengan cara dianyam/dililitkan pada benang lungsin (vertikal) pada dasar sehingga terbentuk motif yang diinginkan serta menghasilkan motif pada kedua sisi.

Warna dasar dan warna pada buna di kain ini seluruhnya menggunakan pewarna alam yang berasal dari sekitar Bukit Mandeu, NTT.

Warna pink-nya berasal dari bawang hutan, sementara warna hijau merupakan gabungan dari campuran daun pepaya, daun mangga dan daun kacang hutan.

Ini adalah warna baru dari bahan alam yang diusulkan Stephanie pada para penenun karena mereka sebelumnya lebih terbiasa menggunakan benang toko yang diwarnai dengan pewarna kimia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com