Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tinung Rambu dan Kain Timor yang Dikenakan Ibu Negara

Kompas.com - 07/09/2023, 07:48 WIB
Wisnubrata

Editor

Lebih jauh, kain tenunan Mama Tua ini memiliki motif manusia dan juga sarang burung. Manusia menggambarkan masyarakat di Mandeu dan sarang burung menjadi kilas balik cerita pada masa lampau yang menggambarkan ketangkasan dan kekuatan untuk melindungi.

Pesta adat

Melihat kain yang dipakai Iriana, Stephanie segera mengabarkan hal itu pada para penenun mitranya di Mandeu, dan disambut penuh suka cita dan harapan.

"Sampai-sampai Mama Tua bertanya apakah itu berarti mereka akan mendapatkan hadiah dari istana?" ujar Stephanie sambil terkekeh.

Tapi, itu belum semuanya. Beberapa waktu kemudian, setelah acara KTT selesai, tepatnya di bulan Juni, ada seorang customer menelpon.

"Cepet-cepet buruan lihat TV. Itu lagi live, Kaisar Jepang datang. Kain kamu dipakai lagi," katanya.

Rupanya saat Kaisar Jepang, Hironomiya Naruhito bersama Permaisuri Owada Masako berkunjung ke Indonesia, Iriana kembali memakai kain pink dari Mandeu itu saat menyambutnya.

Untuk merayakan pencapaian itu, Stephanie kemudian mengunjungi desa mitra penenun di Belu guna mengadakan syukuran dengan upacara adat.

Saat datang ke sana Stephanie disambut hangat dan dipersilakan bermalam di rumah adat, yang kebetulan baru selesai direnovasi.

Warga juga mengundang pada tetua adat yang kemudian melakukan upacara.

"Kata mereka, ini adalah upacara syukur karena Ibu Presiden sudah pakai kain kita," cerita Stephanie.

Pesta adat di Mandeu, Kecamatan Belu, Pulau Timor sebagai ungkapan syukur bahwa kain dari daerah itu dipakai Ibu Negaradokumen pribadi Stephanie Saing Pesta adat di Mandeu, Kecamatan Belu, Pulau Timor sebagai ungkapan syukur bahwa kain dari daerah itu dipakai Ibu Negara
"Ini juga ucapan syukur karena leluhur sudah menjaga kita, membawa ibu ketemu kami, orang putih (maksudnya Stephanie) yang tidak tahu dari mana tiba-tiba muncul di kampung dan bantu kami," ujar Stephanie mengulangi kembali ucapan para tetua.

Upacara dilakukan dengan makan bersama-sama dilanjutkan dengan tebe-tebe atau menari bersama.

Ini sebenarnya adalah upacara yang cukup langka, karena pada jaman dahulu acara serupa dilakukan sekitar tiga tahun sekali, ketika satu kain selesai ditenun.

Saat itu orang membuat kain dalam waktu lama karena mereka umumnya membuat motif sendiri berdasarkan khayalan mereka dan hasilnya harus halus.

Karenanya ketika warga Mandeu bisa kembali merayakan pesta adat karena tenun selesai dikerjakan dan dipakai Ibu Negara, mereka menyambutnya dengan suka cita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com