Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Tanda Hubungan Tak Bahagia Meski Saling Mencintai

Kompas.com - 21/09/2023, 09:52 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

7. Memiliki konflik yang belum terselesaikan

"Saya tahu persis bagaimana rasanya mencintai seseorang dan dicintai kembali, namun memiliki konflik yang terus membara di balik cinta itu," kata Fey.

"Sebagai contoh, salah satu masalah saya dengan pacar saya saat itu adalah dia terlalu banyak berpesta."

"Saya bukan tipe pacar yang suka mengatur, tetapi saya merasa dia lebih memprioritaskan keluar malam bersama teman-temannya daripada menghabiskan waktu bersama saya."

"Ditambah lagi, saya selalu khawatir dia minum terlalu banyak dan membahayakan kesehatannya," papar Fey.

"Kami tidak pernah mencapai kompromi yang baik dalam hal ini - tidak peduli berapa kali saya mengungkitnya, dia akan mengesampingkannya, atau lebih buruk lagi, menggunakan kekerasan," sambung Fey.

"Itu hanya satu contoh dari sekian banyak masalah kami yang belum terselesaikan."

"Pada akhirnya, kami harus berpisah meskipun kami masih saling mencintai karena kami tidak bisa menyelesaikannya," ujar dia.

Dengar, pertengkaran adalah hal yang normal dalam sebuah hubungan. Bahkan sehat.

Baca juga: 5 Gaya Hidup agar Lebih Bahagia, Makan Sehat dan Kelola Stres

Faktanya, sebuah survei menemukan, pasangan yang berdebat -dengan cara yang sehat- 10 kali lebih mungkin untuk bahagia bersama daripada mereka yang menghindari konflik.

Jadi, jika kamu memiliki konflik yang belum terselesaikan, inilah saatnya untuk membuka diri dan melakukan percakapan yang sulit.

Ada dua hal yang mungkin terjadi: kamu akan pergi meninggalkan pasangan, atau memperbaiki apa yang salah dalam hubungan tersebut.

Apapun itu, hal ini akan membebaskan kita dari ketidakbahagiaan yang dirasakan.

8. Merasa kehilangan diri sendiri

Kamu mungkin sangat mencintai pasanganmu, tetapi jika kamu mulai menyadari bahwa hal-hal yang dulu mendefinisikanmu perlahan-lahan mulai hilang, itu adalah tanda bahaya.

Mungkin kamu telah berhenti melakukan hobi atau berhenti bertemu dengan teman-temanmu.

Atau mungkin, kamu telah menjadi begitu fokus pada pasangan dan berubah menjadi pasangan yang sempurna.

"Bagi saya, hal ini mengorbankan nilai-nilai saya," sebut Fey.

"Saya tidak akan menjelaskan secara detail, tetapi pada dasarnya, saya merasa ada bagian dari diri saya yang merasa tidak lengkap, meskipun saya mencintainya dengan sepenuh hati."

"Hal ini menuntun saya untuk mengatakan, bahwa cinta seharusnya tidak mengharuskan kita mengorbankan identitas kita."

Baca juga: 8 Makanan yang Secara Ilmiah Bikin Bahagia

"Bahkan jika cintanya kuat, sebuah hubungan tidak bisa benar-benar memuaskan jika menyebabkan kita kehilangan jati diri, bukan?"

Karena sejatinya, kebahagiaan adalah pekerjaan dari dalam.

Sampai kita merasa bahagia dengan diri sendiri, berpasangan atau tidak, merasa bahagia dalam jangka panjang tetap menjadi perjuangan yang berat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com