Masyarakat telah melabeli seni melepaskan sebagai tanda kelemahan, padahal sebenarnya hal itu bisa menjadi kekuatan kepemimpinan yang baik.
Mari kita perjelas. Melepaskan tidak sama dengan menyerah atau mengalah; melepaskan berarti mempercayai prosesnya, berserah diri pada hasilnya - pada sesuatu yang lebih besar daripada kita.
Lalu, kita percaya bahwa segala sesuatunya akan berjalan sebagaimana semestinya.
Pendekatan terbaik untuk melepaskan dan mempercayai proses adalah dengan ditemani oleh orang-orang yang kita percayai dalam proses itu sendiri - penasihat, kolega, teman, dan keluarga yang akan mendukung kita dalam perjalanan tersebut.
Baca juga: 3 Macam Persahabatan Menurut Aristoteles, Penting untuk Kebahagiaan
Sebuah penelitian terkenal selama 75 tahun di Harvard yang mengikuti 724 pria dari masa kuliah hingga usia lanjut menemukan, hubungan yang baik membuat kita lebih bahagia dan sehat.
Langkah pertama dalam mencari hubungan yang sehat adalah belajar untuk selektif dalam memilih siapa saja yang bisa masuk ke dalam lingkaran pertemanan.
Hubungan yang dekat dan intim yang dapat kita jalin lebih dalam sangat penting untuk mempertahankan kebahagiaan.
Jadi, pilihlah teman dan rekan dengan bijak.
Dalam banyak bisnis saat ini, rasa takut membuat orang tidak terbuka untuk meminta apa yang mereka inginkan dan mencari bantuan dari atasan, rekan kerja, dan kolega mereka.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Harvard Business Review, 75-90 persen dari semua bantuan yang diberikan orang di tempat kerja kepada satu sama lain dimulai dengan meminta bantuan.
Namun, banyak orang yang menahan diri untuk meminta bantuan, karena manajer dan eksekutif mereka tidak mendorong atau memperkuat perilaku ini.
Akibatnya, tidak ada yang terjadi di sebagian besar waktu.
Jadi, lakukan langkah pertama dan mintalah sesuatu yang kita inginkan. Kemungkinannya, kita bisa mendapatkannya.