Menaruh minyak zaitun di telinga dianggap dapat melunakkan kotoran telinga yang mengeras dan membuatnya lebih mudah dikeluarkan.
Namun, penelitian tidak sepenuhnya mendukung hal ini.
Sebuah penelitian tahun 2013 yang diterbitkan dalam Practices in Nursing memantau 483 orang dewasa yang mengoleskan setetes minyak zaitun di satu telinga setiap hari selama 24 minggu.
Pada akhir periode penelitian, 99,5 persen partisipan memiliki lebih banyak kotoran di telinga yang diolesi minyak zaitun, dibandingkan dengan telinga yang tidak diolesi minyak zaitun.
Sisi positifnya, para peneliti menemukan, menyemprotkan minyak zaitun ke dalam telinga sebelum irigasi telinga yang dilakukan dokter, dapat membantu menghilangkan kotoran telinga dengan lebih mudah.
Baca juga: Cara Tepat Pakai Minyak Zaitun untuk Rambut
Minyak zaitun dikenal memiliki sifat antibakteri, namun hanya ada sedikit bukti tentang kemampuan minyak ini untuk membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi telinga (otitis media).
Sebuah penelitian pada hewan yang diterbitkan dalam Journal of Infectious Diseases mengevaluasi efek minyak esensial basil dibandingkan dengan minyak zaitun pada tikus dengan otitis media.
Setelah perawatan, 51-85 persen tikus yang terinfeksi Haemophilus influenza --salah satu penyebab paling umum dari otitis media, menunjukkan perbaikan ketika diobati dengan tetes telinga minyak basil.
Sebagai perbandingan, hanya 5,6-6 persen tikus yang diobati dengan minyak zaitun yang menunjukkan perbaikan.
Para ahli lain berpendapat, minyak zaitun memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu meringankan sakit telinga.
Namun, sebuah tinjauan yang diterbitkan dalam Journal of Family Practice menemukan, minyak zaitun jauh lebih tidak mampu meredakan nyeri sakit telinga.
Ini dibandingkan dengan obat tetes telinga komersial yang mengandung anestesi benzokain.