"Saya suka tidur dengan kucing saya," kata Carter mengawali pendapatnya mengenai bahasan ini seperti dikutip Newsweek.
"Tapi itu tidak selalu membuat tidur saya nyenyak."
"Kamu tahu kartun yang menunjukkan seseorang berbaring di tepi tempat tidurnya bersama beberapa kucing yang sedang tidur nyenyak? Itu sering terjadi di rumah saya."
Alasan utama untuk tidak mengurung hewan peliharaan di malam hari jelas adalah soal kebahagiaan.
Menghabiskan waktu dengan hewan peliharaan pun terbukti dapat menurunkan kadar kortisol, menurut National Institutes of Health.
"Penelitian lain menemukan, hewan dapat mengurangi rasa kesepian, meningkatkan perasaan dukungan sosial, dan meningkatkan suasana hati."
"Membiarkan kucing berada di kamar tidur dapat meningkatkan ikatan yang kita miliki dengan kucing," kata Carter.
"Terutama jika kita bekerja di luar rumah sepanjang hari. Membiarkan kucing masuk ke kamar akan mengurangi jumlah batasan yang dipikirkan kucing."
Baca juga: Dampak Negatif Kesehatan Kucing yang Jadi Vegetarian
"Juga, meluangkan waktu untuk berbaring dan menghabiskan waktu relaksasi dengan kucing akan meningkatkan rasa saling percaya," sambung dia.
Beberapa penelitian menunjukkan terlalu sering terpapar kucing, terutama sejak usia muda, dapat membantu menurunkan risiko asma.
Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Allergy and Clinical Immunology pada tahun 2017.
Dibuktikan, interaksi dengan kucing berkontribusi pada penyerapan asam sialat pada anak.
Kondisi inilah yang secara alami tidak terjadi pada tubuh manusia, tetapi dapat mengatur reaksi inflamasi.
Namun, jika si anak memang sudah menderita asma dan memiliki kucing, bertambahnya bulu pada bantal memang dapat memperburuk gejala tersebut.