Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susah Tidur Usai Patah Hati? Mungkin Gejala Post-breakup Insomnia

Kompas.com - Diperbarui 13/11/2023, 22:43 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Keluhan susah tidur sering kali dialami saat seseorang patah hati.

Pertengkaran, asmara yang kandas atau kematian pasangan yang memicu kesedihan akhirnya membuat kita kerap terjaga di malam hari.

Hal ini rupanya bukan sekadar rekaan film atau omong kosong belaka karena telah dibuktikan secara ilmiah.

Baca juga: Alasan Kita Suka Lagu Patah Hati padahal Punya Hubungan yang Bahagia

Wendy Troxel, peneliti sekaligus pakar perilaku tidur University of Pittsburgh membenarkan fenomena post-breakup insomnia ini.

"Ada data yang menunjukkan bahwa putusnya hubungan atau kehilangan pasangan karena kematian atau perpisahan diketahui merupakan pemicu gangguan tidur," terangnya, dikutip dari Insider.

Kaitan tidur dengan patah hati

Tidur adalah kondisi yang rentan dari sudut pandang evolusi.

Sementara itu, sebagai makhluk sosial, manusia juga cenderung merasa lebih aman saat memiliki hubungan dengan orang lain.

“Kita mendapatkan rasa aman secara psikologis dari hubungan sosial kita, dan hal ini terutama berlaku pada pasangan tidur," terang Troxel.

Hal ini yang meningkatkan perasaan rentan kita saat kehilangan kawan tidur, baik akibat patah hati atau kematian pasangan.

Baca juga: 4 Jenis Attachment Style dan Pengaruhnya dalam Berpasangan

Dari segi biologis, oksitosin yang kita dapatkan dari perasaan terhubung dengan pasangan juga berdampak.

“Oksitosin adalah hormon cinta, dan jika merasa dekat dan terhubung dengan pasangan dapat membantu mengurangi kecemasan, dapat menghilangkan stres dan menenangkan,” ujarnya.

Meski demikian, bukan berarti tidur akan lebih nyenyak apabila kita berpasangan.

Dalam beberapa kasus, yang terjadi justru sebaliknya karena perilaku tidur pasangan yang membuat situasi tidak nyaman.

Baca juga: Kebiasaan Suami Bikin Tidur Tak Nyenyak? Begini Solusinya

“Beberapa orang tidur lebih buruk ketika berbagi tempat tidur dengan pasangannya; ada lebih banyak gerakan, dan mereka lebih mungkin terganggu,” kata Troxel.

Mengatasi insomnia setelah patah hati

Masalah insomnia yang dialami setelah patah hati sebetulnya bisa ditangani.

“Salah satu hal terpenting untuk diingat adalah bahwa pengalaman Anda sepenuhnya normal,” kata Tony Cunningham, Direktur Center for Sleeping Cognition di Harvard Medical School.

ilustrasi gangguan tidur pada lansia.iStockphoto/amenic181 ilustrasi gangguan tidur pada lansia.
Setelah putus cinta, tempat tidur bisa menjadi sumber stres karena biasanya dijadikan tempat menghabiskan waktu bersama.

"Jika Anda naik ke ranjang sendirian, setelah menjalin hubungan jangka panjang, setiap malam, itu adalah pengingat akan hilangnya hubungan itu," tambah Cunningham.

Baca juga: 5 Gejala Dini Insomnia, Kenali Sebelum Terlambat

Ia menyarankan untuk mulai menerima perpisahan tersebut guna mengawali adaptasi.

Langkah selanjutnya, lakukan eksplorasi diri dengan mencoba berbagai hal baru agar lebih mudah tertidur.

Disarankan untuk melakukan praktik meditasi selain juga mengurangi penggunaan gawai sebelum tidur, mandi dan melakukan sesuatu yang menyenangkan.

Jadi momen patah hati ini sebagai saat untuk menciptakan rutinitas pribadi baru.

Baca juga: Alasan Psikologis dari Kebiasaan Potong Rambut Setelah Patah Hati

Pastikan untuk membangun hubungan sosial sepanjang hari dengan nongkrong bersama teman dekat atau kegiatan lainnya.

“Memenuhi kebutuhan akan koneksi sosial juga sangat penting karena suasana hati kita juga sangat terkait dengan tidur kita,” kata Troxel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com