KOMPAS.com - Layanan pesan-antar makanan online bisa membangun perilaku makan yang buruk.
Penggunaan secara berlebihan memicu eating disorder, makanan secara emosional dan keluhan serupa lainnya.
"Menggunakan aplikasi makanan online bisa menyulitkan bagi orang yang makan secara emosional, binge eating, atau sulit mengontrol diri untuk tidak makan berlebihan,” terang psikolog klinis, Susan Albers, PsyD..
Baca juga: Terus Makan Meski Kenyang? Mungkin Kamu Mengidap Binge Eating
Meski demikian, bukan berarti kita dilarang menggunakan aplikasi makanan online sama sekali.
Sebaliknya, disarankan untuk memanfaatkannya secara sehat agar tidak berpengaruh negatif bagi fisik, mental maupun keuangan.
Berikut adalah sejumlah langkah yang disarankan untuk membangun hubungan sehat dengan aplikasi pesan-antar makanan online.
Terapkan mindful eating, termasuk saat memutuskan menu yang ingin kita nikmati melalui aplikasi pesan-antar makanan.
Baca juga: Cara Menerapkan Mindful Eating, Baik untuk Kesehatan Mental dan Fisik
“Anda perlu mengukur rasa lapar Anda sebelum memesan, sehingga Anda tidak berpotensi memesan secara berlebihan,” saran Dr. Albers.
Sisi positifnya, aplikasi makanan kadang juga menyediakan informasi nutrisi sehingga memudahkan kita memilih menu yang lebih bermanfaat.
Fitur tersebut khususnya sangat dibutuhkan orang yang sedang diet tertentu, memiliki alergi, intoleransi, atau pembatasan makan.
Dr. Albers menyarankan menggunakan fitur penyesuaian untuk memodifikasi pesanan agar selaras dengan kebutuhan dan preferensi makan kita.
Baca juga: Minat Membeli Kompor Menurun akibat Bisnis Makanan Online, Benarkah?
“Banyak restoran juga menyediakan porsi besar,” kata Dr. Albers.
“Ini adalah kesempatan bagus untuk membagi makanan atau menyisihkan sebagian untuk makan siang Anda keesokan harinya.”
Secara keuangan, kebiasaan ini membuat kita lebih boros.
Dr Albers merekomendasikan menetapkan anggaran untuk membatasi perilaku tersebut.
Baca juga: Di Filipina, Batalkan pesan-antar Makanan Bisa Dipenjara 6 Tahun
“Tetapkan jumlah yang ingin Anda belanjakan setiap bulan. Mulailah dengan menginventarisasi pengeluaran Anda,” tambahnya.
“Ini mungkin memberi Anda indikasi jika ini adalah sesuatu yang Anda belanjakan terlalu banyak.”
Kurang ketergantungan pada delivery makanan online dengan menyiapkan makanan yang mudah dibuat dan cepat.
“Salah satu alasan kita sering menggunakan aplikasi makanan adalah karena kemudahannya,” kata Dr. Albers.
Terapkan hal serupa saat berada di kantor atau situasi sosial lainnya, misalnya dengan membawa bekal makanan.
Baca juga: Bawalah Bekal Makan Saat Pergi Kerja di Era New Normal, Kenapa?
“Jika Anda berada di kantor dan semua orang memesan makanan, sulit untuk melawan arus," terang Dr. Albers.
“Jadi, Anda mungkin harus bersiap untuk mengatakan tidak dan menikmati makan siang yang Anda bawa.”
Batasi akses dengan meletakkan aplikasi tersebut bukan di halaman utama smartphone kita atau menghapusnya.
Tujuannya untuk menghilangkan perilaku impulsif mengklik aplikasi tersebut saat sedang lapar, bosan atau ingin ngemil.
Baca juga: Stres Saat Bayi Menentukan Perilaku Makan Selamanya
“Dengan menghapus aplikasi pesan-antar makanan, bahkan untuk jangka waktu singkat, hal ini dapat membantu Anda menyadari seberapa sering Anda membukanya saat Anda sedang lapar,” kata Dr. Albers.
“Dan jika Anda tidak yakin, Anda selalu dapat melakukan uji coba untuk mengetahui bagaimana rasanya.”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.