Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Didik Anak Jadi "Pejuang yang Sehat" agar Sukses di Masa Depan

Kompas.com - 17/10/2023, 08:04 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber CNBC

 

Ketika berbicara dengan ribuan orangtua - dan dalam beberapa kasus terkait anak-anak mereka - Wallace menemukan, orang yang paling berprestasi dan sehat memiliki sifat psikologis yang disebut "kebermaknaan".

Mattering adalah gagasan tentang perasaan dihargai oleh keluarga, teman, dan komunitas atas diri yang sesungguhnya.

"Ini lantas diandalkan untuk memberikan nilai yang berarti bagi keluarga, sekolah, dan masyarakat," kata Wallace.

Secara khusus, Wallace menemukan korelasi antara tingkat harga diri remaja yang sehat dan perasaan bahwa mereka pentin dan berarti bagi orangtua mereka.

Baca juga: 3 Frasa yang Tak Pernah Diucap Orangtua, demi Anak Cerdas Emosional

"Itulah perasaan yang ingin kita tegakkan sebagai orang tua, bukan?" tambah dia.

"Keberartian bertindak seperti perisai pelindung yang melindungi kita dari stres, kecemasan, dan depresi," kata Wallace.

"Bukan berarti para pejuang sehat yang saya temui ini tidak mengalami kemunduran atau kegagalan ya."

"Namun, kegagalan tersebut bertindak seperti pelampung. Kegagalan itu mengangkat mereka dan membuat mereka lebih tangguh," sambung dia.

Anak-anak mendapatkan kepercayaan diri yang lebih besar dari dikenal dan dimengerti oleh orangtua, ketimbang menerima pujian secara langsung.

Demikian kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh psikolog anak dari Harvard, Richard Weissbourd.

Jadi, perhatikan topik pembicaraan yang paling sering kita bicarakan dengan anak-anak.

Geser keseimbangan dari nilai, dan lebih ke arah hobi dan minat yang tampaknya benar-benar membuat anak-anak paling senang.

Dalam beberapa kasus, Wallace menemukan remaja yang percaya bahwa diri mereka penting.

Kepercayaan itu muncul karena orangtua mereka secara teratur mengatakan hal itu.

Tetapi -sayangnya, si anak tidak memiliki banyak bukti dari dunia luar bahwa kontribusi mereka penting.

Baca juga: Pentingnya Self Love bagi Remaja

Untuk mengatasi kasus semacam ini, kita dapat mendorong anak untuk menjadi sukarelawan di komunitas mereka.

Misalnya: bukan untuk mendukung resume kuliah mereka, tetapi untuk meningkatkan kepercayaan diri dengan menggunakan keterampilan dan minat mereka untuk melayani orang lain.

"Mengetahui kekuatan mereka, mengetahui apa yang mereka kuasai, dan membantu mereka menggunakan kekuatan itu untuk mengatasi kelemahan," kata Wallace.

"Dan juga bagaimana menggunakan kekuatan tersebut untuk memberikan dampak di rumah, di sekolah, dan di komunitas yang lebih luas."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com