KOMPAS.com - Kepribadian narsistik bisa jadi hasil gaya parenting yang diterapkan orangtua pada anak.
Bukannya mendapatkan hasil yang positif, buah hati malah tumbuh menjadi orang dewasa yang narsistik dan bermasalah.
Baca juga: Gentle Parenting Vs Tiger Parenting ala Asia, Mana yang Lebih Baik?
Dr Ramani Durvasula, psikolog klinis asal New Jersey mengatakan ada dua jenis parenting yang cenderung membuat anak menjadi pribadi narsistik.
Anehnya, dua tipe pengasuhan itu adalah hal yang saling bertolak belakang.
“Ada jalur gaya keterikatan yang buruk, trauma, terabaikan, dan kemudian ada jalur anak yang terlalu memanjakan dan manja,” kata pakar yang telah menangani 50 pasien Narcissistic Personality Disorder (NPD) ini.
Baca juga: Kenali Apa Itu Gangguan Kepribadian Narsistik, Penyebab, dan Gejalanya
Anak-anak belajar dengan melihat perilaku orangtua dan keluarga yang ada di sekitar mereka.
Jika anak tumbuh di keluarga yang tidak mengakui perasaan tertentu maka mereka akan merasa mengakui atau menghargai perasaan dan kebutuhan orang lain tidaklah diperlukan.
Di sisi lain, anak-anak yang dimanja atau diberi tahu bahwa semua yang mereka lakukan dan rasakan adalah benar, akan mengembangkan rasa harga diri yang berlebihan.
“Orang sering mengatakan pada anaknya jika mereka adalah yang paling istimewa dan pantas mendapatkan segalanya, padahal sebenarnya tidak," kata Durvasula.
Menurutnya, kata-kata tersebut tak lagi sepenuhnya bermakna di era media sosial ini karena bisa menghasilkan pribadi narsistik.
Baca juga: Gadget Bisa Buat Anak Sulit Fokus dan Narsis
Kedua kondisi tersebut meningkatkan eksistensi diri yang egois, saat anak diajari bahwa apa yang terjadi dengan orang lain tidak sepenting apa yang terjadi dengan mereka.
"Dan keduanya menyebabkan keterampilan pengaturan emosi yang buruk," tandas Durvasula.
Berbeda dari orang dewasa, perilaku toxic anak-anak sebenarnya bisa lebih mudah diperbaiki.
"Jika Anda melihat anak Anda mengembangkan sifat antagonis, Anda dapat membantu mengekang beberapa impuls tersebut,"ujar Cody Isabel, ahli saraf di Kansas.
Caranya dengan memberikan contoh pengaturan emosi yang baik.