Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2023, 12:57 WIB
Elisabeth Christ Adventia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

“Tuhan menciptakan mata itu dua dan kedua mata itu harus bisa bekerja sama untuk bisa membentuk bayangan tunggal. Kalau mata bekerja sendiri-sendiri, maka akan terbentuk dua bayangan,” ujarnya.

Dr. Feti juga memperingatkan bahwa ketidakmampuan seseorang untuk mengukur jarak ataupun kedalaman, serta gagal mengenali objek tiga dimensi, dapat menjadi tanda-tanda bahwa seseorang memiliki strabismus.

“Kalau anak mudah jatuh ketika turun tangga atau tidak bisa mengenali lubang di jalan dan menganggapnya datar, kemungkinan dua mata tidak bekerja sama dengan baik. Atau ketika anak diajak nonton 3D dan sang anak hanya diam sementara yang lain teriak-teriak, kemungkinan fungsi 3D nya rusak yang bisa saja menjadi tanda-tanda juling,” Jelas dr. Feti.

Mata juling sendiri memiliki dua tipe yaitu mata juling manifes dan laten. Mata juling manifes adalah kondisi dimana mata juling terlihat jelas, sedangkan tipe laten merupakan mata juling tersembunyi yang hanya muncul ketika seseorang merasa lelah, mengantuk, atau tidak fokus.

Baca juga: 9 Cara Menyingkirkan Kantung Mata Secara Alami

Penanganan strabismus

Terdapat dua bentuk penanganan strabismus yaitu operasi dan terapi. Penentuan keputusan apakah seseorang harus operasi atau masih bisa diterapi harus melalui proses screening terlebih dahulu untuk melihat tingkat keparahan strabismus yang dialami seseorang serta dampaknya pada kehidupan sehari-hari.

Untuk operasi mata juling, membutuhkan waktu sekitar satu bulan dimulai dari screening hingga pemulihan total.

Risiko kemunculan mata juling kembali pasca-operasi pun tergantung pada kondisi mata dari masing-masing pasien sehingga bisa dikatakan bahwa operasi mata juling tidak bisa sepenuhnya menjamin masalah yang sama tidak akan muncul lagi.

“Bila seseorang tidak memiliki kondisi mata malas (ambliopia) dan hanya mengalami mata juling, maka dengan operasi, kondisi mata juling tidak akan muncul lagi karena dua mata akan kerjasama,” Jelas dr. Feti ketika ditanyai mengenai risiko kembalinya kondisi mata juling pasca-operasi.

Dia juga menambahkan bahwa bila satu mata masih mendominasi mata lain, yang berarti seseorang memiliki kondisi ambliopia pada salah satu mata, maka akan ada risiko kembalinya mata juling.

Uniknya, disebutkan bahwa virtual reality (VR) dapat membantu kondisi mata malas pasca operasi mata juling karena akan memaksa kedua mata untuk bekerja bersama. Namun perlu diperhatikan bahwa penggunaan VR dibatasi hingga 20 menit dalam satu hari agar tidak menimbulkan kondisi penyakit mata lainnya.

Sementara terapi mata juling tanpa operasi, salah satunya dapat dilakukan dengan kacamata korektif. “Ada yang beberapa bulan bisa sembuh, tapi ada juga yang tahunan baru sembuh,” kata Dr Feti.

Upaya mengurangi kondisi mata juling di Indonesia

Menanggapi kondisi mata juling yang ternyata masih banyak ditemukan di Indonesia serta memperingati World Sight Day yang jatuh pada setiap tanggal 12 Oktober, JEC Eye Hospitals and Clinics melakukan langkah nyata dengan melanjutkan program “Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC”.

Program yang pertama kali digagas tahun 2022 ini menjadi inisiatif sosial perdana di Indonesia yang secara khusus fokus pada penanganan mata juling.

Tahun ini, kegiatan tersebut diadakan di RS Mata JEC @ Menteng dari tanggal 1 hingga 31 Oktober 2023.

Inisiatif ‘Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC’ ini mendapat dukungan penuh dari seluruh jajaran komisaris, direksi, dan karyawan JEC Eye Hospitals & Clinics salah satunya adalah Dr. Darwan M. Purba, Co-Founder PT NSD/JEC Eye Hospitals and Clinics yang menyumbangkan dana sebesar Rp 150.000.000 untuk mendukung seluruh proses, mulai dari pemeriksaan hingga pemulihan pasien.

Program ini tidak hanya memberikan tindakan operasi mata juling secara gratis, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kondisi mata juling dan risikonya terhadap ambliopia.

“Kami bertekad melanjutkan ‘Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC’ guna mengukuhkan kepedulian JEC dalam membantu masyarakat penyandang strabismus terutama dari kalangan membutuhkan, agar bisa mendapatkan kembali kualitas hidup mereka,” ucap Dr. Referano Agustiawan, SpM(K) selaku Direktur Utama RS Mata JEC @ Menteng.

Baca juga: 10 Kebiasaan Harian untuk Jaga Kesehatan Mata

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com