Sereal dengan tambahan perasa biasanya mengandung kalori tinggi karena kerap ditambahkan gula sebagai komposisinya.
Bahkan laman Healthline menyebutkan, sebagian besar sereal manis mengandung hampir dari 40 persen gula tambahan.
Sereal manis juga biasanya diproses dan dimurnikan dengan proses berkali-kali sehingga banyak serat dan nutrisi yang hilang akibat proses tersebut.
Untungnya saat ini pun banyak tersedia pilihan makanan lain yang rendah gula dan mengandung dari biji-bijian sehat.
Sehingga saat kita berbelanja sereal, lebih baik perhatikan tentang kandungan gulanya atau minimal sereal itu terbuat dari gandum utuh yang diproses sesingkat mungkin.
Penelitian menunjukkan, mengonsumsi biji-bijian atau sereal berserat tinggi dikaitkan dengan penurunan risiko kegemukan, diabetes tipe 2 hingga penyakit jantung.
Cokelat hitam atau dark chocolate banyak dikaitkan manfaatnya bagi kesehatan, termasuk menjaga kesehatan jantung hingga fungsi otak.
Namun sayangnya, cokelat hitam yang biasa ditemukan di pasaran sudah dicampur dengan susu atau gula tambahan.
Sehingga mengonsumsi cokelat pun dapat berkontribusi dalam kenaikan berat badan, terutama jika dikonsumsi berlebihan.
Maka dari itu, cara terbaik untuk mengonsumsi cokelat adalah dengan membatasinya per hari untuk mencegah kegemukan.
Jika kesulitan membatasinya, kita mungkin dapat memilih cokelat hitam yang murni tanpa tambahan lain yang biasanya lebih rendah gula dan sedikit susu atau lemak lainnya.
Sejumlah penelitian membuktikan, mengonsumsi lebih banyak makanan olahan dapat dikaitkan dengan penambahan berat badan.
Meski tidak semua makanan olahan itu tidak sehat, tapi sebagian besarnya diproses sedemikian rupa dengan tambahan gula, lemak hingga garam sehingga membuat kalorinya tinggi.
Beberapa makanan olahan yang sebaiknya dihindari saat dalam program penurunan berat badan meliputi:
Dengan mengurangi asupan makanan olahan dapat membantu meningkatkan kualitas makanan yang kita konsumsi dan mempermudah mempertahankan berat badan.
Tidak sedikit orang yang menghindari nasi, tapi masih mengonsumsi makanan cepat saji.
Makanan cepat saji biasanya diproses sedemikian rupa sehingga jumlah kalorinya, lemak, garam dan gula cukup tinggi.
Sudah banyak penelitian yang melaporkan, makanan cepat saji lebih sering dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas serta masalah kesehatan yang lain seperti penyakit jantung hingga diabetes tipe 2.
Baca juga: 5 Tips Diet untuk Cegah Kenaikan Berat Badan Usai Lebaran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.