Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/10/2023, 13:00 WIB
Putri Aulia,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jerawat merupakan masalah kulit yang umum terjadi. Apa pun situasinya, jerawat bisa muncul kapan saja.

Bagi wanita khususnya, jerawat bisa menjadi masalah saat ingin tampil prima, termasuk munculnya jerawat di dagu.

Carmen Castilla, dokter kulit berbasis di New York City, New York, AS, menyebut, jerawat yang muncul di area dagu dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

Faktor-faktor tersebut antar lain, pola makan, gaya hidup, hormon, bakteri, faktor genetik, tingkat stres, dan kebiasaan kebersihan kulit.

Baca juga: Fakta atau Mitos, Gula Menyebabkan Jerawat Kambuh?

Bahkan beberapa makanan tertentu terbukti dapat memicu jerawat, termasuk susu sapi, terutama susu skim, gula, dan pemanis buatan.

Azadeh Shirazi, seorang dokter kulit bersertifikasi yang berpraktik di La Jolla Laser Dermatology di San Diego, California, AS memberi penjelasan senada.

Dia menyebut, menyantap makanan-makanan di atas, dapat meningkatkan kadar insulin yang dapat memicu produksi minyak berlebih (sebum).

Akumulasi minyak ini dapat menyumbat pori-pori dan akhirnya menyebabkan jerawat.

Selain itu, produk-produk protein seperti whey dalam protein shake, smoothie, atau bar tertentu juga dapat menjadi pemicu jerawat di dagu.

Shirazi menjelaskan, protein whey dapat memicu produksi insulin, yang meningkatkan produksi minyak dan mengakibatkan timbulnya jerawat.

Hormon juga memainkan peran penting dalam munculnya jerawat di dagu, terutama pada wanita.

Jerawat hormonal umumnya muncul sekitar siklus menstruasi, dan cenderung berbentuk bergerombol, meradang, dan terkadang berisi nanah.

Jerawat hormonal seringkali diperparah oleh kurang tidur, stres, dan pola makan yang tidak sehat.

Jika jerawat ini tidak ditangani dengan baik, mereka cenderung menyebar ke sepanjang garis rahang dan leher.

Baca juga: Selain Hormon, Ini 6 Penyebab Jerawat Muncul

Cara mengobati jerawat dagu

Mengatasi jerawat di dagu memerlukan pendekatan menyeluruh, mengingat adanya berbagai faktor yang terlibat.

Ada beberapa bahan yang terbukti efektif untuk menangani jerawat, mulai dari benzoil peroksida dan asam salisilat hingga retinol.

Bahan-bahan tersebut juga cocok digunakan di area dagu selama tidak menyebabkan iritasi berlebih pada kulit.

Carmen Castilla merekomendasikan penggunaan pembersih wajah yang mengandung benzoil peroksida atau gel untuk menargetkan jerawat.

Cobalah memilih produk dengan konsentrasi rendah, mengingat konsentrasi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan iritasi.

Untuk yang memiliki kulit sensitif terhadap benzoil peroksida, pilihan lain adalah kandungan asam salisilat rendah.

Menurut Azadeh Shirazi pengelupasan kulit menggunakan produk berbasis asam salisilat penting untuk membersihkan pori-pori yang tersumbat dan mengurangi peradangan.

Setelah menangani bakteri penyebab jerawat, retinoid over-the-counter (OTC) seperti gel retinoid Adapalene 0,1 persen dapat menjadi langkah berikutnya.

Carmen menyarankan penggunaan retinoid ini dengan hati-hati, mengingat kemungkinan iritasi awal yang mungkin terjadi.

Untuk jerawat yang sulit diatasi, dokter kulit dapat meresepkan antibiotik oral atau topikal, serta retinoid seperti tretinoin, tazarotene, dan aklief.

Penggunaan Clascoterone (winlevi) atau Spironolactone juga dapat dipertimbangkan, namun sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memulai terapi.

Menghilangkan jerawat di dagu membutuhkan waktu, terutama untuk jerawat hormonal yang sulit diatasi.

Carmen menegaskan perawatan jerawat umumnya memerlukan kesabaran, dan dalam kasus jerawat kistik, bekas luka seringkali tetap terlihat setelah perawatan.

Jika semua langkah perawatan tampaknya tidak berhasil, pertimbangkan untuk berkonsultasi mengenai perawatan laser atau isotretinoin untuk kasus jerawat yang lebih parah dan sulit diobati.

Baca juga: Jerawat Masih Muncul Meski Pola Hidup Sehat? Mungkin Ini Sebabnya

Cara mencegah jerawat dagu

Mencegah jerawat muncul di daerah dagu jauh lebih mudah daripada mengatasi noda setelah terbentuk.

Bagi Shirazi yang terpenting adalah tetap konsisten dengan rutinitas perawatan kulit yang solid yang mencakup banyak elemen yang disebutkan di atas.

Mulai dari pengelupasan kulit dengan produk salisilat 1-2 malam dalam seminggu hingga menggunakan retinol pada malam hari sesuai toleransi dan merawat area yang rentan berjerawat dengan benzoil peroksida pada pagi hari setelah dibersihkan.

Penggunaan pelembap juga penting karena membantu memperkuat penghalang kulit, yang mencegah bakteri masuk dan sangat bermanfaat untuk mengatasi jerawat hormonal saat hormon bergejolak.

Shirazi menyarankan untuk menghindari eksfoliasi berlebihan dan penggunaan terlalu banyak produk aktif secara bersamaan, karena dapat memperburuk kondisi kulit.

Baca juga: Asam Salisilat Bisa Memicu Jerawat, Apa Sebabnya?

Selain itu, penting untuk tidak menyentuh atau memencet jerawat, dan menghindari kosmetik yang dapat menyumbat pori-pori serta membersihkan riasan wajah dengan teliti setiap hari.

Pencegahan juga bisa dilakukan dengan menjaga keseimbangan gaya hidup.

Menurut Shirazi, pola makan sehat dengan konsumsi buah dan sayuran yang cukup, membatasi gula, karbohidrat olahan, dan susu, serta mengelola stres dapat membantu mencegah timbulnya jerawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com