Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tips Menjaga agar Berat Badan Anak Tidak Berlebihan

Kompas.com - 17/12/2023, 18:46 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berat badan yang berlebihan atau obesitas dapat mengkhawatirkan kesehatan banyak orang, terutama bagi anak-anak.

Sebab, anak-anak yang obesitas lebih berisiko mengalami penyakit kronis saat mereka tumbuh dewasa, seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Selain itu, obesitas sejak dini juga dapat membentuk pola yang mengarah pada tantangan berat badan dan kesehatan seumur hidup.

"Obesitas adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi anak-anak kita saat ini," kata praktisi perawat, Jennifer Brubaker, PhD, CNP.

"Secara umum, anak-anak kurang melakukan aktivitas fisik dan terpapar dengan berbagai pilihan yang tidak sehat, seperti makanan olahan dan waktu di depan layar yang berlebihan," ungkapnya.

Namun, pola-pola tersebut tidak harus permanen. Jennifer pun mengatakan bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu anak kita membuat perubahan positif bagi kesehatan mereka.

Baca juga: 4 Kebiasaan yang Bisa Diterapkan Orangtua Cegah Anak Obesitas

Perlukah menurunkan berat badan anak?

Mengevaluasi apakah anak yang sedang bertumbuh perlu menurunkan berat badan bisa membingungkan.

Menurut Jennifer, berat badan anak seharusnya bertambah seiring dengan pertumbuhannya.

Tetapi, apakah penambahan berat badan sebanding dengan pertambahan tinggi badan mereka?

Biasanya, jika kita melakukan pemeriksaan kesehatan tahunan, dokter ahli kesehatan akan menentukan apakah indeks massa tubuh (BMI) anak berada dalam kisaran yang sehat.

Namun, jangan hanya terpaku pada angka, karena berat badan dan BMI hanyalah bagian dari persamaan.

Sebagai gantinya, carilah penyesuaian yang sehat terhadap pola makan dan gaya hidup anak kita, yang sering kali jauh lebih baik daripada sekadar mengurangi berat badan.

Bahkan, sering kali lebih baik untuk menghindari tujuan penurunan berat badan yang spesifik.

"Pikirkan lebih banyak tentang perubahan perilaku yang sehat daripada angka pada timbangan," saran Jennifer.

"Saya lebih suka jika ada pasien yang datang dan mengatakan, 'Saya berolahraga lima kali seminggu,' daripada mengatakan, 'Saya kehilangan lima kilogram,'" terangnya.

Dan jika ada kebutuhan untuk menurunkan berat badan, membiasakan diri untuk makan lebih sehat dan berolahraga lebih banyak cenderung dapat mengatasi masalah tersebut dari waktu ke waktu.

Baca juga: Tips Ajak Anak Obesitas untuk Jalani Gaya Hidup Sehat

Tips membangun kebiasaan sehat untuk anak-anak

Jadi, apa yang dapat kita lakukan untuk membantu mendorong anak menuju gaya hidup sehat dan manajemen berat badan yang menyertainya?

Berikut adalah lima cara untuk membangun kebiasaan sehat yang dapat dibawa anak kita hingga dewasa.

1. Jadilah panutan yang baik

Anak-anak sering meniru apa yang mereka lihat, jadi biarkan mereka melihat perilaku yang sehat.

Hal ini dimulai dengan aktif secara fisik sebagai sebuah keluarga.

"Rumah tangga yang orangtuanya aktif berolahraga bersama anak-anaknya cenderung lebih berhasil dalam menerapkan gaya hidup sehat," kata Jennifer.

Jadi, pergilah bersepeda bersama di sekitar lingkungan rumah, berjalan kaki bersama untuk mendaki gunung di akhir pekan, atau memulai permainan sepak bola keluarga di halaman belakang rumah.

"Ajaklah semua orang untuk bergerak dan buatlah kegiatan itu menyenangkan," ungkapnya.

Perhatikan juga apa yang kita lakukan saat tidak aktif. Jika kita hanya terpaku pada layar gadget atau TV selama berjam-jam, kemungkinan besar anak kita akan mengikutinya. Hal ini tidak sehat bagi seluruh keluarga.

2. Memilih bahan makanan yang lebih sehat

Cobalah untuk meninggalkan makanan yang tidak sehat, seperti makanan manis atau yang terlalu diproses.

Sebaliknya, fokuslah untuk membeli lebih banyak makanan sehat alami untuk disimpan di rumah, seperti lebih banyak buah dan sayuran.

"Buatlah anak-anak lebih mudah untuk membuat pilihan yang tepat," kata Jennifer.

"Sangat tidak adil jika kita menempatkan anak-anak kita dalam situasi yang berulang-ulang di mana pilihan-pilihan yang tidak sehat menghadang mereka setiap hari," terang dia.

Baca juga: Mitos dan Fakta, Makanan yang Bikin Anak Obesitas

3. Jangan gunakan makanan sebagai hadiah

Alih-alih memberikan sekotak donat atau pizza untuk merayakan keberhasilan anak, mungkin kita bisa memberikan sesuatu yang mendorong gaya hidup aktif.

Kita bisa memberikan mereka hadiah lain yang lebih bermanfaat. Misalnya, perlengkapan olahraga atau merencanakan perjalanan ke tempat favorit anak.

4. Memasak dan makan bersama sebagai sebuah keluarga

Jika anak-anak dilibatkan dalam menyiapkan makanan, mereka mungkin akan lebih mungkin untuk mencoba makanan tertentu yang tidak akan mereka makan.

Bicaralah dengan anak-anak saat memasak untuk memberi mereka pemahaman yang lebih baik tentang makanan dan bagaimana makanan tersebut memenuhi kebutuhan nutrisi mereka.

Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk melakukan proses ini di luar rumah.

"Memiliki kebun dan mengajak anak-anak untuk menanam makanan mereka sendiri adalah cara yang baik untuk mendorong mereka makan buah dan sayuran," saran Jennifer.

Penelitian pun menunjukkan bahwa makanan keluarga dapat membantu memperbaiki pola makan anak-anak dan membatasi obesitas.

Hal ini juga kembali pada orangtua yang menjadi panutan dengan menunjukkan cara makan yang lebih sehat.

5. Jadwalkan kunjungan pemeriksaan kesehatan tahunan

Kunjungan pemeriksaan kesehatan tahunan merupakan kesempatan yang tepat untuk meninjau perubahan tinggi dan berat badan anak kita dengan dokter anak.

Penelitian menunjukkan, sekitar 1 dari 8 anak tidak melakukan pemeriksaan tahunan, dan semakin sering terlewatkan saat anak memasuki usia remaja.

"Sayangnya, kunjungan kesehatan anak terkadang terlewatkan pada periode di mana anak-anak kemungkinan besar akan mulai mengalami kenaikan berat badan," ungkap Jennifer.

"Berkomitmenlah untuk memastikan anak kita mengunjungi dokter spesialis anak setiap tahun. Jika anak kita mengalami kenaikan berat badan berlebih, mintalah rujukan untuk perawatan khusus," imbuh dia.

Baca juga: Anak Kegemukan Berisiko Depresi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com