Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Risiko Sering Memarahi Anak, Trauma dan Ganggu Perkembangan Otak

Kompas.com - 17/03/2024, 14:40 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

Sumber Healthline

 

4. Kurang percaya diri 

Anak-anak yang kerap dimarahi orangtua mereka, utamanya menggunakan kekerasan, bentakan, atau teriakan, tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri. Selain itu mereka mudah merasa cemas. 

5. Tidak pandai meregulasi emosi 

Samanta menuturkan, anak yang kerap dimarahi oleh orangtuanya berisiko tumbuh menjadi pribadi yang mudah marah. Sebab, anak merupakan peniru ulung, sehingga mereka mencontoh orangtua yang juga kerap marah. 

“Anak jadi mudah marah, kurang cakap dalam meregulasi emosi,” tuturnya. 

Selain itu, dengan memarahi mereka, justru perilaku anak-anak berpotensi menjadi lebih buruk, alih-alih disiplin menuruti perintah orangtua. Melansir dari Healthline, memarahi anak yang disertai dengan teriakan justru dapat memperburuk perilaku anak.

Baca juga:

6. Sakit fisik 

Selain psikis, kemarahan orangtua yang disertai dengan kekerasan, seperti teriakan dan bentakan, juga berdampak pada fisik anak hingga dewasa nantinya, dilansir dari Healthline.

Stres di masa kanak-kanak akibat orangtua yang melakukan kekerasan verbal dapat meningkatkan risiko anak mengalami masalah kesehatan tertentu saat dewasa.

Bahkan, sebuah studi menemukan hubungan positif antara pengalaman negatif masa kanak-kanak, termasuk kekerasan verbal, dengan kondisi sakit kronis di kemudian hari. Kondisi tersebut antara lain, radang sendi, sakit kepala parah, masalah punggung dan leher, dan nyeri kronis lainnya.

7. Depresi 

Dampak paling buruk akibat sering memarahi anak, utamanya disertai dengan kekerasan adalah anak rentan mengalami depresi, dilansir dari Healthline. 

Selain membuat anak merasa sakit hati, takut, atau sedih, kemarahan orangtua yang disertai dengan kekerasan verbal juga bisa menyebabkan masalah psikologis yang terbawa hingga dewasa.

Dalam sebuah penelitian ditemukan hubungan positif antara kekerasan verbal orangtua terhadap anak dengan rasa depresi atau kecemasan pada anak-anak usia 13 tahun. 

Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat memperburuk perilaku mereka, bahkan dapat berkembang menjadi tindakan yang lebih merugikan, seperti penggunaan narkoba atau aktivitas seksual yang berisiko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com