Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tone Deaf Bisa Terjadi di Semua Kalangan Sosial Ekonomi

Kompas.com, 23 Agustus 2024, 20:26 WIB
Nabilla Ramadhian,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comTone deaf adalah buta nada, jika diartikan secara harfiah.

Namun, dalam konteks sosial, tone deaf adalah situasi ketika seseorang tidak peka terhadap perasaan orang lain atau apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Psikolog sosial Hening Widyastuti menerangkan, tone deaf  bisa terjadi di semua kalangan sosial dan ekonomi.

Baca juga: Apa Itu Tone Deaf? Ramai Dibahas di Medsos

Tone deaf, tidak peka pada lingkungan sekitar yang terjadi pada seseorang, itu bisa terjadi di kalangan maupun di segmen masyarakat manapun. Menengah ke bawah, atau menengah ke atas,” ucap dia saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/8/2024).

Menurut dia, ini bisa terjadi karena dua faktor, yakni keluarga dan pertemanan.

Faktor penyebab tone deaf

1. Keluarga

Hening menuturkan, sebetulnya hati nurani manusia peka ketika melihat sesuatu yang tidak semestinya terjadi. Misalnya, saat melihat sesuatu yang sedih, seseorang bisa terbawa sedih.

Saat melihat sesuatu yang membuat seseorang merasa tidak nyaman karena seharusnya tidak terjadi, mereka tergerak ingin membantu.

“Tapi, bisa jadi situasi itu akan tertutup oleh mungkin keluarganya. Misalnya, orangtuanya bilang ‘enggak usah ikut-ikutan’ atau ikut campur urusan orang lain, dengan pertimbangan cari aman untuk ‘diri sendiri’,” ujar Hening.

Awalnya, manusia memang sudah peka akan situasi di sekitarnya. Namun, karena sudah “diwanti-wanti” oleh faktor eksternal, dalam hal ini keluarga, mereka pun “menutup mata” agar dirinya tetap aman.

“Jadi, kebetulan tipe orangnya bukan model berani, pemberontak, dan sebagainya. Model orangnya penurut. Kalau sudah ada wanti-wanti seperti itu, biasanya langsung mengkerut dan takut,” terang Hening.

Baca juga: Smart Parenting, Pola Asuh Modern untuk Milenial dan Gen-Z

2. Pertemanan

Faktor lainnya yang membuat seseorang menjadi tone deaf adalah lingkup pertemanan. Teman-temannya enggan “menyadari” apa yang sedang terjadi di sekitar mereka dengan dalih “tidak usah ikut-ikutan urusan orang lain atau pihak lain”.

Hal tersebut serupa dengan peringatan yang diberikan pihak keluarga, yakni untuk mencari aman. Meski begitu, bukan berarti ada banyak orang yang tone deaf .

“Ada yang berani menyampaikan aspirasi demi kepentingan orang banyak, tapi ada juga yang takut. Itu (yang takut) kaitannya dengan psikologisnya dia sendiri. Memang enggak berani,” kata dia.

“Model orang yang penurut begitu, enggak terlalu banyak ambil risiko. Yang dia pikirkan hanyalah situasi aman untuk dirinya, (situasi) yang menguntungkan,” sambung Hening.

Baca juga: Bagaimana Cara Mempraktikkan Smart Parenting dengan Tepat?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau