Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendengkur Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Ini Kata Dokter

Kompas.com, 2 Desember 2025, 15:23 WIB
Aliyah Shifa Rifai,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Best Life

Penelitian dalam Journal of Clinical Sleep Medicine menemukan bahwa OSA meningkatkan risiko gagal jantung sebesar 140 persen, stroke sebesar 60 persen, dan penyakit jantung koroner sebesar 30 persen.

American Heart Association (AHA) juga mencatat bahwa 40-80 persen pasien dengan hipertensi, gagal jantung, penyakit arteri koroner, fibrilasi atrium, dan stroke memiliki OSA. Namun, kondisi ini sering kali tidak dikenali dan tidak ditangani.

Baca juga: Masalah Kesehatan Bisa Sebabkan Anak Mendengkur

Kapan harus memeriksakan diri ke dokter?

Jika kebiasaan ngorok mulai terasa mengganggu, ada baiknya memeriksakan diri. Crosby menjelaskan bahwa dokter kemungkinan akan merekomendasikan pemeriksaan tidur atau polisomnografi jika mencurigai adanya sleep apnea.

Setelah diagnosis ditetapkan, pemeriksaan lanjutan dapat dilakukan untuk menentukan pengaturan CPAP (continuous positive airway pressure).

“CPAP adalah alat umum yang biasanya menjadi langkah pertama untuk mengatasi sleep apnea,” kata Crosby.

Selain penggunaan CPAP, beberapa perubahan gaya hidup dapat membantu meredakan OSA ringan, seperti membatasi konsumsi alkohol, tidur menyamping, menggunakan bantal penyangga, serta mengatasi hidung tersumbat. 

Baca juga: Kenapa Kita Mendengkur Saat Tidur?

Menurunkan berat badan juga terbukti membantu.

“Saat kita menurunkan berat badan, dinding tenggorokan dan lidah menjadi lebih tipis dan ruang untuk bernapas menjadi lebih besar,” kata dr. Ofer Jacobowitz.

Jacobowitz menambahkan bahwa kondisi sebaliknya juga bisa terjadi, penambahan berat badan dapat membuat dengkuran semakin parah dan memicu sleep apnea.

Dalam beberapa kasus, pembedahan dapat dilakukan untuk mengurangi jaringan berlebih seperti amandel yang membesar, langit-langit mulut yang panjang, atau untuk meluruskan struktur hidung.

Namun, prosedur ini biasanya direkomendasikan jika CPAP tidak efektif atau sulit ditoleransi. CPAP sendiri tetap menjadi pilihan utama dalam perawatan sleep apnea.

Baca juga: Tidur Tengkurap Bisa Kurangi Ngorok, Apa Risikonya? Ini Kata Dokter

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau