Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gugup Saat Bertemu Pacar? Bisa Jadi "Tanda Bahaya"

Kompas.com - 06/01/2018, 12:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Rasa gugup yang muncul saat melakukan kencan pertama, mungkin dialami oleh banyak orang.

Rasa semacam itu konon kian berkecamuk jika Kamu merasa amat mencintai si dia.

Namun, para ahli menilai, rasa gugup yang kelewat batas saat berkencan justru bisa menjadi tanda bahaya.

Seperti dilansi di laman Psychology Today, Dr Wendy L Patrick mengatakan, kegugupan yang muncul setiap kali bertemu pacar, bisa menjadi tanda dia bukan yang terbaik untuk kita.

Patrick menyebut, perasaan "deg-degan" saat jatuh cinta memang hal yang bagus. Tapi seiring berlalunya waktu, rasa semacam itu akan sirna dan tak muncul lagi di setiap momen kencan.

Pada fase itulah Kamu seharusnya sudah bisa bersantai dan menjadi diri sendiri.

"Dalam jangka panjang, tidak ada yang ingin terus masuk dalam hal yang menciptakan stres dan ketidaknyamanan semacam itu," ucap Patrick.

Menurut dia, dalam hal apapun -entah olahraga yang berbahaya, pertunangan, atau peran kepemimpinan yang membutuhkan tanggung jawab berat, tidak pada tempatnya untuk karap larut dalam kegugupan.

Rasa gugup yang dipelihara akan mendatangkan tekanan mental.

Baca juga: Mengenali Bahasa Cinta Pasangan

Tentu saja, di dalam ikatan asmara, ingin memberi kesan baik kepada pasangan bukanlah hal yang buruk. Tapi, Kamu pun seharusnya tidak merasa gelisah.

Jika Kamu merasa seperti itu, bisa jadi karena orang yang sedang berkencan dengan Kamu ingin membuat Kamu merasa rendah diri, dan akhirnya mengkritik diri sendiri.

Di sisi lain, penelitian telah menunjukkan, terlalu mengkritik diri sendiri dan tidak dapat menerima diri apa adanya membuat seseorang rentan terhadap depresi.

Jadi, Kamu perlu menemukan seseorang yang membuat Kamu merasa nyaman dengan diri sendiri.

Menurut Patrick, kunci utama untuk mendapatkan pasangan yang tepat adalah harus bisa membedakan mana rasa cinta dan ingin memiliki, atau sekadar nafsu belaka.

Periset pernah menyimpulkan, nafsu dan cinta memang hampir tidak bisa dibedakan. Namun, hanya nafsulah yang menciptakan perasaan negatif, misalnya kegelisahan dan ketidakamanan tadi.

Baca juga: Bagaimana Cinta Bisa Menaikkan Berat Badan?

Di sisi lain, cinta justru mengurangi perasaan negatif. Patrick juga mengatakan, cinta dan nafsu memang bagai pedang bermata dua.

Jadi, apa yang harus Kamu lakukan? Cara terbaik adalah tetap menjaga dan mendengar perasaan atau kata hati sendiri.

"Ini akan memungkinkan Kamu memilih pasangan yang membuat Kamu merasa yakin dan tidak merasa rendah diri," ucap Patrick.

Rasa aman dan nyaman pada sebuah hubungan, menurut dia, akan menimbulkan sebuah hubungan yang stabil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com