Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Memicu Gejala Depresi dan Kecemasan pada Anak

Kompas.com - 13/08/2021, 10:31 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Moms

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 terbukti berdampak buruk pada kesehatan mental anak-anak.

Penelitian psikologis anak selama pandemi membuktikan, satu dari empat remaja di seluruh dunia harus menghadapi gejala depresi yang lebih tinggi. Selain itu, satu dari lima remaja harus menghadapi peningkatan kecemasan.

Dengan demikian, bisa dikatakan pandemi telah melipatgandakan gejala depresi dan kecemasan yang terjadi pada anak.

Perubahan pola hidup yang harus dilakukan selama pandemi membuat anak-anak merasakan dampaknya.

Anak harus melalui pembelajaran virtual yang melelahkan, terpaksa menghilangkan kegiatan ekstrakurikuler atau luar ruangan dan tidak bertemu dengan teman-teman bermainnya di sekolah.

Baca juga: Anak Bosan Sekolah Online, Ini 3 Solusinya Menurut Ahli

Selain itu, anak juga mendapatkan imbas karena terpaksa hidup dengan anggota keluarga dan masyarakat yang sedang dilanda kecemasan dan rasa gelisah berkepanjangan.

Anak di seluruh dunia

Riset kolektif ini diambil dari data maupun informasi dari 29 penelitian independen yang mengamatai lebih dari 80.000 anak di seluruh dunia. Objek penelitian tersebar di Asia, Eropa, Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Timur Tengah.

Disebutkan pula, remaja dan anak perempuan yang lebih tua menjadi pihak yang paling menderita selama pandemi. Penyebabnya, fase ini seharusnya menjadi momen dan tahap perkembangan untuk mendapatkan kemandiriannya.

Namun kondisi pandemi membuat hal tersebut tidak mungkin terwujud. Mereka terpaksa harus melakukan sejumlah penyesuaian yang berdampak pada kondisi emosionalnya.

Baca juga: 4 Cara Memberi Dukungan pada Remaja Saat Kesepian di Masa Pandemi

Sheri Madigan, salah satu peneliti yang terlibat mengatakan, ketika pandemi dimulai, rata-rata orang tahu bahwa itu akan sulit pada awalnya. Akan tetapi, dunia menyesuaikan diri dengan konsep new normal termasuk pada anak-anak yang juga beradaptasi sehingga dianggap baik-baik saja.

Namun, seiring dengan berlalunya pandemi, pemikiran ini telah berlalu dan ada banyak masa muda yang terlewatkan yang tidak akan bisa didapatkan kembali oleh anak-anak tersebut.

Masa selama satu setengah tahun adalah waktu yang sangat lama bagi seorang anak, dan mereka telah kehilangan banyak hal selama fase tersebut. 

Baca juga: 4 Kalimat yang Harus Dihindari Orangtua Saat Mendidik Anak soal Screen Time 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Moms
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com