KOMPAS.com - Vertigo adalah rasa pusing yang dialami seseorang seolah-olah lingkungan di sekitarnya berputar atau bergerak.
Kondisi ini sering dianggap sebagai gejala pusing. Namun, keduanya tidaklah sama. Vertigo juga berbeda dari sakit kepala.
Vertigo bisa terjadi hanya beberapa detik hingga berjam-jam. Ketika menderita vertigo parah, gejalanya dapat berlangsung beberapa hari atau minggu.
Individu yang sering mengalami gejala vertigo mungkin mengembangkan ketakutan terhadap kondisi itu. Hal ini disebut illyngophobia.
Illyngophobia adalah ketakutan yang dirasakan oleh seseorang terhadap vertigo atau rasa pusing yang timbul akibat melihat ke bawah.
Illyngophobia berkaitan dengan acrophobia (ketakutan pada ketinggian), namun tidak sama. Penderita acrophobia merasa takut berada di ketinggian yang signifikan.
Sebagian besar orang mungkin mengalami sedikit rasa tidak nyaman ketika berada di ketinggian.
Bahkan, eksperimen berjudul "Visual Cliff" dari Gibson and Walk pada 1960 menunjukkan bayi merasa enggan menyeberangi kaca tebal yang memperlihatkan jurang di bawahnya.
Baca juga: 5 Mitos tentang Vertigo yang Sering Kali Menyesatkan
Vertigo adalah jenis pusing tertentu yang membuat tubuh merasa:
Ada dua jenis vertigo yang dapat diperparah oleh ketinggian, terutama ketika melihat ke bawah:
Vertigo dapat disebabkan oleh berbagai kondisi dan obat-obatan yang sudah ada sebelumnya. Beberapa di antaranya termasuk:
Illyngophobia merupakan ketakutan yang disebabkan oleh pengalaman negatif dengan ketinggian, baik yang dialami sendiri maupun orang lain.
Penyebabnya bisa berasal dari kejadian masa kecil seperti jatuh dari sofa atau menyaksikan seseorang jatuh --baik secara langsung maupun melalui acara televisi.
Para psikolog evolusi berpendapat, illyngophobia dapat menjadi bentuk ekstrem dari mekanisme evolusi normal dalam menjaga kelangsungan hidup.
Baca juga: Cara Mengatasi Vertigo di Rumah agar Tidak Kambuh Lagi
Jika mengalami illyngophobia, tidak jarang penderitanya juga akan merasa memiliki vertigo.