Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah MSG Tak Baik bagi Kesehatan? Ini Kata Ahli

Kompas.com - 23/06/2023, 10:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Parade

KOMPAS.com - Monosodium glutamat (MSG) — atau yang juga dikenal sebagai micin — telah lama memiliki reputasi buruk.

Bahkan sampai sekarang, banyak orang menghindari makanan yang mengandung MSG tanpa mengetahui secara pasti mengenai fakta sebenarnya tentang bumbu penyedap satu ini.

Nah, untuk menghindari miskonsepsi atau kekeliruan yang lebih luas, para ahli pun menjelaskan apa itu MSG, kegunaannya, apa yang salah dari MSG, dan memberikan penilaian apakah MSG benar-benar sehat atau tidak.

Apa itu MSG

Ahli gizi bersertifikat dan direktur klinis di Sunrise Nutrition, Mindy Lu, MS, CN, LMHC, mengatakan bahwa MSG adalah penyedap rasa yang biasanya ditambahkan ke dalam makanan untuk memberikan rasa gurih.

"MSG pada awalnya dipanen dari rumput laut, tetapi sekarang sebagian besar bersumber dari protein kacang-kacangan dan sereal," terangnya seperti dikutip dari laman Parade.

Sementara itu, seorang ahli diet dan penulis Dressing On The Side (and Other Diet Myths Debunked), Jaclyn London, MS, RD, CDN, mengungkapkan bahwa MSG adalah bahan dan senyawa yang secara alami ditemukan dalam bahan makanan lain.

Di antaranya ada protein nabati terhidrolisis, ragi yang diautolisis, ragi yang dihidrolisis, ekstrak ragi, ekstrak kedelai, dan isolat protein.

Meskipun MSG paling sering dikaitkan dengan penambahan rasa gurih pada masakan Asia, namun penyedap rasa ini juga dapat ditemukan pada sup, keripik, makanan ringan, makanan beku, mie instan, dan bumbu-bumbu seperti saus tiram, saus hoisin, saus ikan, maupun kaldu.

Lu menambahkan, kebanyakan orang mengasosiasikan MSG dengan makanan Asia, tetapi MSG sebenarnya juga digunakan dalam banyak budaya, terutama jika makanan tersebut dikemas atau diproses.

Sebagai contoh, kita bisa menemukan MSG dalam keripik dan makanan ringan, campuran bumbu, saus dan bumbu seperti kecap, saus barbekyu, makanan beku, kari dalam kemasan, serta daging olahan seperti sosis, stik daging, hingga hot dog.

Baca juga: Benarkah MSG Membahayakan Kesehatan?

Sejarah reputasi buruk MSG

Pada tahun 1960-an, seorang dokter keturunan Tionghoa-Amerika bernama Dr Robert Ho Man Kwok, MD, menulis surat tentang MSG kepada The New England Journal of Medicine setelah jatuh sakit karena menyantap makanan China.

Tiba-tiba, istilah "sindrom restoran China" muncul di mana-mana dan MSG disebut sebagai penyebabnya dan menjadi bahan yang harus dihindari.

Padahal belum tentu penyebab sakit kepala itu adalah MSG. Para ahli gizi percaya bahwa miskonsepsi yang meluas terhadap MSG setidaknya sebagian bermotif rasial.

"Ketika MSG pertama kali ditemukan, AS secara aktif membatasi jumlah imigran China yang datang ke sini," kata ahli gizi terdaftar di A Healthier You Journey, Sophie Hung, RD, MPH, CPT.

"Undang-Undang Eksklusi Tionghoa yang disahkan pada tahun 1882, diperpanjang beberapa kali hingga akhirnya dicabut pada tahun 1943."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com