Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agung Setiyo Wibowo
Author

Konsultan, self-discovery coach, & trainer yang telah menulis 28 buku best seller. Cofounder & Chief Editor Kampusgw.com yang kerap kali menjadi pembicara pada beragam topik di kota-kota populer di Asia-Pasifik seperti Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, Dubai, dan New Delhi. Founder & Host The Grandsaint Show yang pernah masuk dalam Top 101 podcast kategori Self-Improvement di Apple Podcasts Indonesia versi Podstatus.com pada tahun 2021.

Seni Menjaga Kesehatan Mental

Kompas.com - 02/07/2023, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"Kebanyakan orang mungkin sudah memperhatikan kesehatan fisik, tapi hanya sebagian kecil yang memperhatikan kesehatan mental!"

PERNYATAAN tersebut saya dapatkan beberapa tahun silam, dari seorang psikolog cum dosen perguruan tinggi ternama di Jakarta Selatan. Ketika saya mendengarnya, saya secara spontan mengiyakan. Bagaimana dengan Anda?

Saya rasa Covid-19 menjadi salah satu tonggak terpenting bagi kita semua. "Drama" bekerja dari rumah membuat secara langsung maupun tidak langsung membuat masyarakat kita mulai memperhatikan lagi kesehatan mental yang selama ini seakan-akan terabaikan.

Apa itu kesehatan mental?

Kesehatan mental tidak memiliki satu arti. Kita mungkin menggunakannya untuk berbicara tentang apa yang kita rasakan, seberapa baik kita mengatasi kehidupan sehari-hari atau apa yang terasa mungkin saat ini.

Kesehatan mental yang baik tidak berarti kita selalu bahagia atau tidak terpengaruh oleh pengalaman pribadi. Tetapi kesehatan mental yang buruk dapat membuat lebih sulit untuk menghadapi kehidupan sehari-hari.

Singkatnya, kesehatan mental mencakup kesejahteraan psikologis dan sosial kita. Ini juga mencakup kesehatan emosional kita, atau kemampuan kita untuk menyebutkan, menangani, dan mengatur emosi diri sendiri.

Banyak faktor yang berperan dalam kesehatan mental. Beberapa di antaranya tidak dapat kita kendalikan, seperti genetika, pengalaman hidup, dan riwayat keluarga.

Menurut penulis buku “The Anxiety Healer’s Guide" Alison Seponara, kesehatan mental membantu menentukan bagaimana kita menangani stres, berhubungan dengan orang lain, dan membuat pilihan.

Ia berpendapat bahwa merawat kesehatan mental dapat membuat suasana hati membaik, mengurangi kecemasan, berpikir lebih jernih, dan kepercayaan diri yang meningkat.

Memelihara kesehatan mental juga dapat membantu kita mengelola kondisi kesehatan yang diperparah oleh stres, seperti penyakit jantung, kanker, diabates, stroke dan seterusnya.

Intinya, kesehatan mental kita dapat memengaruhi segalanya tentang hidup kita. Itulah mengapa membangun kebiasaan untuk kesehatan mental yang lebih baik dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan kita sehari-hari.

Tidak yakin harus mulai dari mana? Berikut adalah sejumlah strategi yang dapat kita coba untuk merawat kesehatan mental kita.

Pertama, tidur pulas. Satu Studi 2021 menyertakan data dari 273.695 orang dewasa di Amerika Serikat.

Para peneliti menemukan bahwa orang yang rata-rata tidur 6 jam atau kurang per malam sekitar 2,5 kali lebih mungkin untuk sering melaporkan tekanan mental daripada mereka yang rata-rata tidur lebih dari 6 jam.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com