KOMPAS.com - Banyak orang mengaitkan kebahagiaan dengan pencapaian dan kesuksesan. Kebahagiaan seperti ini jelas sulit untuk dicari.
Namun, ada jenis kebahagiaan yang lebih mudah untuk diraih, yaitu kepuasan dan penghargaan yang bersumber dari dalam diri sendiri.
Jadi, apa yang menyebabkan kepuasan tersebut sulit untuk digapai? Mengapa selalu saja ada yang kurang dalam hidup?
Berikut adalah beberapa kebiasaan buruk yang membuat kamu sulit untuk merasa bahagia.
Ambisi bisa menjadi hal yang positif jika mampu dikendalikan. Namun, kebanyakan orang tak mampu mengontrol sifat ambisius sehingga menjadi lebih sensitif terhadap kegagalan.
Beberapa penelitian bahkan menyebut bahwa ambisius bisa membuat seseorang rentan mengalami kekecewaan yang dalam, sebab mereka terus mencoba hingga targetnya bisa tercapai.
Padahal, hidup terkadang berjalan tak sesuai rencana, bagi orang ambisius kondisi ini dapat memicu rasa marah, iri, hingga khawatir. Perasaan negatif inilah yang secara tak sadar dapat menjauhkan kamu dari kebahagiaan.
Baca juga: Laporan Kebahagiaan Dunia 2023 Dirilis, Finlandia Teratas, Indonesia?
Banyak orang larut dalam kesedihan, mencoba berbagai cara untuk mengubah hal yang sebenarnya ada di luar kontrol kita, seperti hasil dari pekerjaan, penilaian orang lain terhadap kita, hingga kematian seseorang.
Berhentilah memikirkan hal yang tak bisa kita kontrol karena hal tersebut dapat menguras mental dan emosi, bahkan menyabotase perasaan bahagia.
Tinggal di masa lalu dapat membuat seseorang buta terhadap kebahagiaan sekitar.
Bagaimanapun, hidup terus berjalan ke depan. Menyesali kejadian di masa lalu hanya akan membuat kamu sulit untuk bisa menikmati hidup di masa sekarang.
Baca juga: 8 Tips Self Healing agar Diri Sendiri Berdamai dengan Masa Lalu
Perasaan kecewa pada diri sendiri merupakan hal yang wajar terjadi, terutama ketika kita lalai dan gagal dalam mencapai tujuan.
Perilaku menyalahkan diri sendiri atau self-blaming merupakan suatu siksaan emosional yang dilakukan seseorang terhadap dirinya sendiri.
Oleh karena itu, belajarlah untuk memaafkan diri sendiri atas kesalahan yang diperbuat, dan anggaplah hal tersebut sebagai pembelajaran penting dalam kehidupan.
Beberapa orang menjalani hidup dengan menetapkan standar tertentu, dan cenderung mengabaikan fakta bahwa kehidupan sewaktu-waktu bisa berubah.