Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insecure pada Makanan Mempersulit Penurunan Berat Badan

Kompas.com - 19/07/2023, 08:37 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak orang yang ingin menurunkan berat badan atau menjaga berat badan melakukan diet dengan cara membatasi makanan.

Namun, metode diet seperti itu tidaklah efektif untuk semua orang, terlebih bagi mereka yang memiliki masalah "food insecurity" atau merasa takut terhadap makanan.

"Food insecurity dan obesitas sering terjadi berdampingan karena beberapa alasan," kata ahli gizi klinis dan penulis The Nourished Brain, Cheryl Mussatto, MS, RD, LD kepada Very Well Health.

"Pola makan yang seringkali terdiri dari makanan tinggi lemak, tinggi gula, dan padat energi membuat perut kenyang, harganya terjangkau, mudah didapat, tidak memerlukan banyak persiapan, dan rasanya enak."

"Kemudian, ketika orang tidak yakin bisa makan lagi, mereka mungkin makan berlebihan saat makanan atau uang tersedia," terangnya.

Baca juga: Sering Sakit Maag, Perlu Pantang Makanan Apa?

Apa yang dimaksud dengan food insecurity?
Insecure terhadap makanan berarti seseorang mengalami gangguan makan atau pola makan karena kekurangan uang, akses, atau hambatan lainnya.

Seseorang yang mengalami food insecurity biasanya memilih makanan yang kurang bergizi karena harganya, ketersediaannya, atau kenyamanannya.

Hal ini kemudian dapat menyebabkan kelebihan berat badan, yang pada gilirannya meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit diabetes, hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan depresi.

Studi yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine pada bulan Maret 2021 pun menemukan bahwa orang yang mengalami food insecurity cenderung lebih gemuk dibandingkan dengan orang yang tidak mengalaminya.

Hasil penelitian juga mengungkap, walau seseorang mengikuti program penurunan berat badan insentif dengan konsultasi ke ahli gizi, tapi jika ia punya food insecurity hasil program itu kurang memuaskan.

Baca juga: 5 Hal yang Harus Dilakukan Setelah Kita Mengonsumsi Makanan Berlemak

 

Cara mengelola kesehatan saat mengalami food insecurity

Para peneliti menyarankan agar dokter atau ahli kesehatan untuk secara proaktif mengidentifikasi pasien yang mengalami food insecurity dan merujuk mereka ke layanan pendukung yang dapat menyediakan sumber daya.

Mussatto menambahkan, menilai ketahanan pangan, keterampilan memasak, frekuensi makan di luar dan melewatkan waktu makan dapat membantu mengidentifikasi orang-orang yang paling membutuhkan intervensi gaya hidup untuk mengatasi tingkat obesitas pada populasi food insecurity.

Seorang ahli diet yang berbasis di Boston, Lainey Younkin, MS, RDN, LD, pun merekomendasikan agar orang-orang yang mengalami food insecurity dapat mencoba mengelola berat badan dapat memperbaiki pola makan seperti:

Baca juga: Minum Lebih Banyak Air Putih Ampuh buat Diet, Benarkah?

• Menambahkan serat ke dalam makanan
Banyak makanan berserat tinggi seperti gandum, kentang, kacang-kacangan, dan lentil yang murah dan bisa dibeli dalam jumlah banyak.

• Tidak meremehkan peran stres dalam manajemen berat badan
Stres membuat hormon kortisol meningkat, yang kemudian dapat meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi karbohidrat.

Di samping itu, kortisol juga mendorong penyimpanan lemak perut. Jadi, carilah cara untuk mengurangi stres seperti berjalan kaki, membuat jurnal, atau bermeditasi. Penting juga untuk mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas.

• Mengonsumsi makanan yang seimbang
Usahakan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung protein, serat, dan lemak setiap tiga sampai empat jam, daripada ngemil.

• Temukan seseorang yang membuat kita bertanggung jawab
Memiliki seseorang (misalnya, ahli gizi atau terapis) untuk membantu kita menavigasi pilihan makanan, terutama jika kita memiliki pilihan yang terbatas dapat bermanfaat.

Baca juga: Berapa Banyak Kalori Terbakar saat Melakukan Aerobik 30 Menit?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com