KOMPAS.com - Jika sedang dalam kondisi hamil, ada beberapa hal yang perlu dihindari dalam keseharian, mulai dari alkohol, obat-obatan tertentu, dan makanan seperti sushi mentah.
Lalu bagaimana dengan pewarnaan rambut?
Pewarna rambut, baik yang dibeli di toko maupun salon, mengandung zat kimia. Meski begitu, tidak banyak informasi tentang keamanan pewarnaan rambut saat hamil.
Pasalnya, pada kulit sehat hanya sedikit zat kimia dalam pewarna rambut yang meresap ke dalam tubuh.
Selain itu, ibu hamil juga jarang dilibatkan dalam penelitian, karena alasan etika dan biaya.
Tetapi ada langkah yang bisa kita lakukan untuk menjaga pewarnaan rambut tetap aman, selama masa kehamilan.
Baca juga: 8 Pekerjaan Rumah yang Tidak Boleh Dilakukan Ibu Hamil
Selama tiga bulan pertama kehamilan, tubuh bayi berkembang dengan cepat. Organ-organ penting, seperti otak dan sumsum tulang belakang, sedang terbentuk.
Jika ingin berhati-hati dan tidur lebih nyenyak di malam hari, lebih baik menunggu sampai periode penting ini berlalu sebelum menggunakan pewarna rambut.
Banyak dokter menyarankan agar menunda pewarnaan rambut hingga minggu ke-13 kehamilan. Hal ini guna sebagai langkah pencegahan.
Ada banyak gaya rambut yang tidak memerlukan pewarna rambut diaplikasikan langsung di kulit kepala.
Misalnya, balayage memberikan tampilan ombre pada rambut dengan mewarnai bagian bawah rambut dan gradasinya menuju bagian atas rambut.
Ada banyak jenis pewarna rambut yang dibuat dari berbagai bahan yang berbeda.
Kita bisa menggunakan pewarna tanpa amonia atau peroksida atau mungkin kita perlu pewarna yang dirancang khusus untuk kulit sensitif.
Menurut American Cancer Society, pewarna rambut yang tahan lama dan semi-permanen mengandung lebih banyak zat kimia yang bisa berpotensi menyebabkan kanker.
Apabila kita memiliki kondisi kulit eksim, psoriasis, atau masalah kulit lainnya, lebih baik berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum mewarnai rambut.