Oleh: Ramos Mangihut Yemima S. dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Tidak hanya fisik yang bisa menerima luka, melainkan juga hati. Namun tidak seperti luka fisik, luka batin atau hati tidak memiliki wujud sehingga tak banyak orang yang menyadarinya.
Ada juga orang yang sadar akan luka batin yang dimiliki, tetapi memilih untuk memendamnya sehingga berdampak pada kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, untuk menghindari rasa sakit yang berkelanjutan, luka batin harus disembuhkan, bukan dihindari apalagi dipendam.
Hal serupa tentang luka batin juga dibahas oleh Psikolog Ayoe Sutomo dalam siniar Anyaman Jiwa episode “Ayoe Sutomo : Hadapi Luka Batin, gimana ya?” yang dapat diakses lewat tautan dik.si/AnyJiwLBatin.
Tiap-tiap individu memiliki pengalaman hidup yang berbeda-beda. Itu sebabnya, ada banyak luka batin dengan beragam wujud dan latar belakang penyebab.
Namun, dilansir dari wellwo, secara umum luka batin dapat diartikan sebagai hasil atau akibat dari adanya kejadian atau pengalaman traumatis. Pengalaman ini menyebabkan sakit yang begitu mendalam, rasa marah, bahkan ketakutan ekstrem.
Baca juga: Lingkaran Toksik Berkedok Bestie, Ini 5 Tipe Teman Toksik Patut Diwaspadai
Mayoritas luka batin disebabkan karena adanya tekanan dalam hubungan sosial di kehidupan sehari-hari, seperti hubungan dengan orang tua, kekasih, teman, dan kolega. Wujud tekanan itu juga beragam, bisa berbentuk verbal maupun nonverbal.
Banyak orang memilih untuk memendam luka daripada menyembuhkan, tanpa tahu dampak berkepanjangan yang dapat terjadi dari aksi itu.
Novitasari dan Nugrohadi (2021) menyatakan bahwa luka batin dapat berdampak buruk pada seseorang, seperti menjadi kurang adaptif, mudah melakukan kekerasan terhadap orang lain, bersifat posesif kepada pasangan, ambisius dan pantang mengalah, serta ketakutan luar biasa dengan suatu sosok.
Hal-hal di atas tentu bisa memengaruhi kehidupan sosial penderitanya. Oleh karena itu, harus ada penanganan segera untuk batin yang terluka, supaya tidak terjadi hal-hal buruk terhadap diri sendiri dan orang lain.
Membebaskan diri dari rasa sakit luka batin adalah menyembuhkannya. Dilansir dari PsychCentral, berikut beberapa tips yang dapat diaplikasikan untuk menyembuhkan luka batin.
Jangan berusaha untuk menyembuhkan semua luka yang ada sekaligus. Kita dapat mulai menyembuhkan luka-luka kecil sebelum ke luka batin yang jauh lebih besar. Luka-luka kecil itu bisa berupa pertengkaran dengan teman atau rasa sakit hati karena kurangnya komunikasi dengan pasangan.
Dengan menyembuhkan luka-luka kecil tersebut, artinya kita melatih diri untuk memaafkan dan mengolah emosi, sebelum mampu menyembuhkan luka yang lebih besar dan membutuhkan proses serta waktu yang lebih panjang.
Menghindari masa lalu tidak akan membuat luka batin sembuh. Terima, pelajari, dan rangkul masa lalu itu sehingga dapat terjadi sebuah proses penyembuhan yang berkelanjutan.
Untuk menerima masa lalu, kita dapat menggunakan metode shadow work yang dikonsepkan oleh Psikolog Carl Jung. Shadow work adalah upaya untuk mengenal sisi tergelap dari dalam diri kita yang disebut sebagai shadow self. Dalam sisi tergelap ini, terdapat trauma dan perasaan negatif yang sering kali terpendam.