Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Memiliki teman bisa membuat hidup kita lebih bermakna dan berwarna. Teman yang baik akan membantu kita merasa bahagia karena mereka mampu memberikan dukungan dan selalu berada di sisi kita saat berada di titik terendah.
Selain itu, menurut Healthline, memiliki hubungan pertemanan yang sehat berpotensi memperpanjang umur kita dan menurunkan risiko masalah kesehatan mental dan fisik, termasuk depresi dan tekanan darah tinggi.
Sayangnya, tak semua hubungan pertemanan mampu memberikan dampak baik. Dalam siniar Anyaman Jiwa episode “Lingkaran Toksik Berkedok Bestie” dengan tautan dik.si/AnyJiwBToxic, Psikolog Ayoe Soetomo mengungkapkan lingkungan yang cenderung membuat kita tak nyaman tergolong toxic.
Dalam Scholastic, Suzanne Degges-White, penulis Toxic Friendship, mengatakan pertemanan toxic terjadi ketika satu orang tersakiti atau dimanfaatkan secara emosional oleh temannya yang lain. Alhasil, hubungan itu pun terasa sebagai beban.
Itu sebabnya, ada tipe-tipe teman toxic yang perlu diwaspadai menurut Suzanne.
Teman yang memiliki ambisi terlalu tinggi dan kerap menjatuhkan kita bisa berbahaya. Apalagi jika ia selalu mendiskreditkan apa saja yang kita lakukan dan menganggap dirinyalah yang lebih baik di depan orang lain.
Baca juga: Erotomania, Delusi Cinta yang Tak Nyata
Sementara itu, di depan kita, dia selalu bersikap baik dan mendekati kita jika membutuhkan pertolongan. Mereka juga tidak akan suka jika melihat temannya sedang berbahagia atau merayakan pencapaiannya.
Hal ini disebabkan ego mereka merasa tersaingi oleh temannya. Mereka merasa khawatir karena berhasil dikalahkan oleh temannya sendiri.
Memiliki teman yang kerap tidak menepati janji dan enggan jujur sering kali menjengkelkan. Terlebih, jika mereka sering melakukannya sehingga membuat kita kesal. Apabila kita tegur, mereka cenderung tidak merasa dirinya bersalah bahkan menyalahkan kita.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.