Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Disebut Jadi Zona Biru Baru di Dunia, Apa Dasarnya?

Kompas.com - 01/09/2023, 10:08 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Fortune

KOMPAS.com - Perhatian Dan Buettner tertuju pada seorang pria, ketika dia sedang berada di tengah perjalanan mencari wilayah baru di dunia yang layak disebut sebagai zona biru (blue zone).

Lelaki yang dilihat Buettner itu adalah jutawan bernama Douglas Foo yang mulai membangun jejaring bisnis kuliner Sakae Sushi di Singapura pada tahun 1997 saat masih berusia 28 tahun.

Dari pertemuan itu, Buettner lalu bisa menggambarkan Foo sebagai sosok yang berorientasi pada keluarga, penuh semangat, dan energik.

Foo suka berolahraga dan terlibat dalam kegiatan komunitasnya melalui pekerjaan sukarela. Lalu, yang terpenting, Foo selalu bersenang-senang saat melakukannya.

"Dia memiliki tawa, yang setiap kali dia tertawa, dia sampai menarik badannya ke belakang, membuka mulutnya lebar-lebar," kata Dan Buettner.

Baca juga: Diungkap, Orang-orang Panjang Umur di Zona Biru Tidak Gila Kesehatan

Oh iya, Dan Buettner adalah pendiri Blue Zones LLC, rekanan National Geographic, dan juga penulis buku.

Selama dua dekade terakhir, Buettner berkeliling dunia, meneliti kota-kota yang paling bahagia dan paling sehat.

Dia mengungkapkan kesaksian itu kepada Fortune dalam sebuah wawancara. "Kamu pasti akan merasa bahagia berada di dekat Foo," ungkap Buettner.

Selama pencariannya, dia mendapatkan pelajaran dari penduduk dan lingkungan di lima zona biru, yang menghasilkan komunitas dengan usia terpanjang di dunia.

Singapura

Setelah hampir 15 tahun tak bertambah, Buettner mengumumkan "rumah" Foo, Singapura, sebagai zona biru terbaru yang bergabung dalam daftar tersebut.

Dalam banyak hal, Foo mewujudkan etos zona biru, yang dirinci oleh Buettner dalam buku barunya, The Blue Zones: The Secrets for Living Longer.

"Dengan antusiasme yang tak terbatas dan energi yang tak tertahankan, Foo mencerminkan cita-cita Singapura untuk sukses," tulis Buettner dalam pengantar bukunya tentang Singapura.

Buettner mengingat Foo pernah berkata kepadanya, "Singapura memberikan begitu banyak hal kepada saya, dan saya belum melakukan cukup banyak hal untuk membalasnya."

Baca juga: Radio Taiso, Rahasia Panjang Umur Orang Okinawa

Sejak awal tahun 2000-an, ketika Gianni Pes menetapkan Sardinia, Italia sebagai kota zona biru perdana, Buettner mengarahkan pandangannya untuk mencari kota lain dengan statistik dan komunitas yang serupa.

Lalu di tahun 2009, empat zona biru lainnya bergabung dalam daftar tersebut, yakni Loma Linda, California; Ikaria, Yunani; Okinawa, Jepang; dan Nicoya, Kosta Rika.

Buettner lantas menyebut Singapura sebagai “blue zone 2.0—the next frontier of aging" dalam buku barunya.

Dia menyoroti lebih dari sekadar antusiasme penduduk.

Data kesehatan, lanskap, dan insentif kebijakan telah menjadikan pulau multikultural dengan pengaruh India, Melayu, dan China ini sebagai mercusuar kesehatan dan kebahagiaan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com