Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Disebut Jadi Zona Biru Baru di Dunia, Apa Dasarnya?

Kompas.com - 01/09/2023, 10:08 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Fortune
  • Transportasi dan olahraga

Dalam perjalanannya, Buettner mengamati bagaimana trotoar di Singapura melindungi penduduk dari sinar matahari, dengan rekayasa ruang hijau yang menyenangkan secara estetika.

Rambu-rambu yang berfokus pada pejalan kaki memenuhi kota, sehingga aman bagi orang-orang untuk bepergian dengan berjalan kaki.

Pulau ini juga menerapkan pajak untuk mobil dan bensin, sehingga uangnya digunakan untuk membangun sistem kereta bawah tanah yang kuat di mana orang-orang tinggal tidak lebih dari 400 meter dari stasiun.

Selain manfaat lingkungan dari angkutan umum, masyarakat juga mendapatkan latihan fisik dan koneksi yang dibangun dalam rutinitas mereka dengan berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum.

"Pejalan kaki lebih disukai daripada pengendara kendaraan bermotor ketika menavigasi jalan di kota," kata Buettner.

"Mereka mendapatkan 10 atau 20.000 langkah sehari tanpa menyadarinya," sebut dia.

  • Akses ke makanan sehat

Buettner kagum dengan tempat belanja makanan di Singapura.

Makanan sehat disubsidi, memberikan insentif kepada masyarakat untuk membeli makanan utuh dengan nutrisi yang melimpah daripada makanan yang diproses secara berlebihan.

Baca juga: 5 Kebiasaan Centenarian di Zona Biru demi Umur Panjang, Yuk Tiru...

Dalam skala yang sistematis, Pemerintah Singapura mengurangi jumlah gula dalam minuman manis dan menambahkan label makanan sehat pada makanan dengan kandungan gula, lemak, dan natrium yang terbatas.

"Orang-orang tanpa sadar mengonsumsi lebih sedikit gula," kata Buettner.

  • Memerangi kesepian

Sebuah kota memainkan peran penting dalam membangun rasa kebersamaan masyarakat.

"Kesepian sebagian besar merupakan fungsi dari lingkungan," kata Buettner.

"Jika kita tinggal di daerah terpencil di pinggiran kota, dan terutama jika kita tidak menyukai tetangga, sangat kecil kemungkinannya kita akan bertemu dengan seseorang dan bercakap-cakap."

Arsitektur Singapura berfungsi sebagai penangkal kesepian itu sendiri. Orang-orang tinggal di gedung-gedung bertingkat, yang mencerminkan keragaman penduduknya.

Penduduk dapat berkumpul di penjual makanan lokal, pasar, dan ruang terbuka.

"Kita berbagi meja dan berinteraksi dengan pengguna kios, berinteraksi dengan orang di sebelah kita," kata Buettner.

"Kemungkinan kita akan bertemu dengan teman lama atau mendapatkan teman baru jauh lebih tinggi," sambung dia.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com