Buettner pertama kali tertarik dengan Singapura pada tahun 2005 ketika ia menulis liputan utama untuk National Geographic tentang kebahagiaan.
Sejak saat itu, dia bertemu dengan penduduk dan meneliti data, menganalisis metrik kesehatan di pulau ini.
"Angka harapan hidup telah meningkat 20 tahun sejak tahun 1960, dan jumlah orang yang berusia seratus tahun meningkat dua kali lipat dalam satu dekade terakhir," tulis Buettner dalam bukunya.
"Selain memiliki kepuasan hidup yang sangat tinggi, mereka juga menghasilkan populasi yang paling panjang umur dan paling sehat," kata dia.
Tidak seperti zona biru lainnya, yang metrik umur panjangnya berasal dari sejarah, budaya, dan tradisi selama bertahun-tahun, status Singapura berasal dari perubahan yang diimplementasikan dari waktu ke waktu.
Baca juga: Simak, Rahasia Komunitas Zona Biru untuk Turunkan Berat Badan
"Ini adalah zona biru yang direkayasa, bukan yang muncul secara organik seperti lima zona biru lainnya," ujar Buettner.
Dia mencatat bagaimana Singapura bertransisi menjadi pusat kota dalam beberapa dekade terakhir. "Mereka telah secara nyata menghasilkan hasil yang diinginkan."
Dengan kebijakan yang bertujuan untuk membuat masyarakat tetap aktif secara lintas generasi, berjalan kaki, dan membeli makanan sehat, Singapura mewakili upaya mencapai umur panjang yang sehat.
Mari tengok apa saja yang ada di Singapura, hingga menjadikan negara ini sebagai tempat yang ramah untuk mencapai umur panjang.