KOMPAS.com - Isu politik yang semakin mendominasi menjelang pemilihan presiden (pilpres) bisa berdampak buruk pada kesehatan mental.
Faktor pemicu terbesarnya adalah paparan berita politik yang nyaris tanpa hentik.
Belum lagi perdebatan di media sosial yang kita saksikan, atau alami sendiri, akibat perbedaan pilihan.
Baca juga: Kiat Tanggapi Teman Media Sosial yang “Lebay” Beropini soal Politik
Konflik di internet itu bahkan kadang bisa merembet ke dunia nyata dan merusak hubungan kekeluargaan, persahabatan hingga romansa.
Dalam jangka panjang, situasi ini bisa memicu stres, atau dikenal pula sebagai election stress disorder.
Cara terbaik mencegah stres pemilu atau election stress disorder adalah membatasi asupan berita dan informasi terkait politik.
Bukan berarti tidak peduli sama sekali tapi kita perlu menakar jumlahnya agar bukan malah merusak kesehatan mental.
Baca juga: Berita Pilpres Bikin Stres? Awas Gejala Election Stress Disorder
Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:
Jennifer Douglas, asisten profesor klinis psikiatri dan ilmu perilaku di Stanford University mengatakan, batasan tersebut baik untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan tidak membiarkan siklus berita yang penuh tekanan mendominasi hidup kita.
"Penting untuk mempertahankan perspektif dalam gambaran keseluruhan," terangnya.
Disarankan untuk lebih fokus pada interaksi yang efisien dengan isu yang kita pedulikan.
Baca juga: Isu Politik Sebabkan Produktivitas Karyawan Turun
"Semakin dekat tindakan Anda sehari-hari dengan nilai-nilai Anda, Anda akan semakin puas," terang Douglas, yang juga psikiater aktif.
Sementara itu, Lindsey Cormack, asisten profesor ilmu politik di Stevens Institute of Technology berpendapat stres pemilu bisa dikurangi dengan mengakuinya, membiarkannya berlalu dan melakukan apa pun yang kita bisa.
"Bagaimana cara Anda menyalurkan respons stres tersebut ke dalam tindakan?” katanya.
Baca juga: Ingin Terjun ke Politik? Caranya Bukan Hanya Jadi Politikus