Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Daya Tahan Tubuh, Cegah Penularan Cacar Monyet

Kompas.com - 06/11/2023, 17:19 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

 

KOMPAS.com - Kasus cacar monyet atau monkeypox (Mpox) telah merebak di Indonesia. Penyakit ini bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga berat, terutama pada orang dengan kekebalan tubuh rendah.

Cacar monyet disebabkan oleh virus MonkeyVox. Pada Juli 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, penyakit cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat global.

Ketua Satgas Mpox PB IDI, Dr Hanny Nilasari, Sp DVE mengungkapkan, Mpox sering diabaikan karena gejalanya cenderung ringan. Orang juga berasumsi penyakit ini bisa sembuh sendiri.

"Namun, kasus Mpox yang ringan sekali pun dapat menular dan menyebabkan penyebaran penyakit, serta berakibat fatal, terutama pada pasien dengan imunitas rendah," jelas Hanny seperti dikutip Kompas.com.

Penularan penyakit ini terjadi antar manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit yang terinfeksi.

Baca juga: Satu Pasien Cacar Monyet di Jakbar Punya Riwayat Perjalanan Luar Negeri

Pada manusia, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan.

Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Perbedaan utama antara gejala cacar air dan cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening sedangkan cacar air tidak.

Masa inkubasi cacar monyet biasanya dari 6 hingga 13 hari tetapi dapat pula 5 hingga 21 hari.

Meningkatkan daya tahan tubuh

Menghadapi virus yang menular dengan cepat terutama kepada anak-anak, masyarakat diharapkan lebih optimal dalam menjaga kekebalan tubuh.

“Ada banyak cara bagaimana kita dapat menjaga imun tubuh, mulai dari mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, istirahat yang cukup, menjaga hidrasi, sampai olahraga,” kata dr.Inggris Tania, M.Si.

Baca juga: 8 Makanan Super Sehat untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Saat ini pemerintah memang telah menyediakan vaksin untuk Mpox namun baru terbatas untuk populasi paling beresiko di wilayah Jakarta. 

Penggunaan imunomodulator, menurut dia juga bisa dimanfaatkan, terutama produk yang sudah memiliki izin edar dari Badan POM dan sertifikat fitofarmaka.

"Jika memiliki sertifikat fitofarmaka, itu lebih baik, karena telah teruji klinis," ujar dokter yang menjadi Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia ini.

Tanaman meniran hijau merupakan salah satu herbal asli Indonesia yang berfungsi sebagai penambah daya tahan tubuh.

Director of Research and Business Development Dexa Group Prof. Raymond Tjandrawinata mengatakan meniran ini ternyata aktif terhadap berbagai macam patogen dan dipakai oleh Stimuno.

"Tanaman meniran telah melalui uji klinis untuk berbagai penyakit, salah satunya untuk pasien TBC, hepatitis, infeksi saluran pernafasan akut, dan campak jerman," paparnya.

Dr Raymond menambahkan, Stimuno juga melakukan uji klinis meniran untuk infeksi virus SARSCOV-2 gejala ringan hingga sedang.

Baca juga: Vaksin Cacar Monyet di Jakarta Belum Ditambah meski Kasus Naik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com