Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Memberikan Dukungan Tanpa Memicu Toxic Positivity

Kompas.com - 06/11/2023, 20:25 WIB
Putri Aulia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Forbes

KOMPAS.com - Dalam menjalani kehidupan sering kali kita dituntut untuk selalu terlihat bahagia dan optimis.

Pada saat seperti ini, media sosial, teman, dan bahkan anggota keluarga dapat secara tidak sengaja memaksa kita untuk tetap positif dengan berlebihan, tanpa memberikan ruang untuk mengeksplorasi ketakutan atau kekhawatiran yang mendasarinya.

Toxic positivity merujuk pada tekanan yang tidak sehat untuk selalu berpikir positif dan menghindari emosi, pikiran, atau situasi yang negatif.

Namun, penting untuk diingat emosi negatif, seperti rasa takut, seringkali memberikan informasi penting tentang kebutuhan kita dan dapat membantu kita untuk melakukan perubahan yang positif dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, merasakan emosi negatif bukanlah hal yang salah selama kita mengakui dan memprosesnya dengan cara yang positif.

Sikap optimis yang berlebihan dapat berujung pada penolakan atau ketidaktertarikan terhadap perasaan dan pengalaman orang lain, yang pada akhirnya dapat menghambat proses pemahaman dan penanganan emosi yang sulit.

Baca juga: Kenali Toxic Positivity, Tanda-tanda, dan Cara Mengatasinya

Mendengarkan dengan empati, mengakui, dan menunjukkan niat baik adalah kunci untuk memberikan dukungan yang bermanfaat.

Seperti yang pernah diungkapkan oleh seorang filsuf terkenal, "Siapa pun yang belajar untuk mengatasi kecemasan dengan benar, telah belajar hal yang paling penting."

Toxic positivity sering muncul dalam ucapan seperti "berpikirlah positif", "jangan khawatir, berbahagialah", atau "segala sesuatu terjadi karena suatu alasan".

Sebagai gantinya, dalam percakapan sehari-hari, penting untuk merespons dengan pengakuan akan tantangan yang dihadapi orang lain, misalnya dengan menunjukkan apresiasi atas usaha mereka atau dengan menawarkan dukungan yang tulus.

Untuk memberikan dukungan dengan tidak menjadi toxic positivity, penting untuk mendengarkan dengan penuh perhatian, menunjukkan empati, dan menawarkan dukungan yang nyata.

Kesadaran akan keragaman pengalaman setiap orang juga sangat penting, karena setiap orang bereaksi berbeda terhadap situasi yang sama.

Berikut adalah beberapa tips untuk memberikan dukungan positif tanpa memicu toxic positivity.

Pertama, bersikaplah tulus dan jujur dalam interaksi kamu dengan orang lain. Hindari menggunakan kata-kata klise atau basa-basi yang mungkin tidak relevan atau tidak membantu.

Selain itu, cobalah menjadi pendengar yang menerima tanpa menghakimi perasaan dan pengalaman orang lain. Selain itu, hindari untuk mencoba memperbaiki atau mengubah perasaan mereka dan tawarkan dukungan dan pengertian.

Baca juga: Membedakan antara Toxic Positivity dan Berpikiran Positif

Dorong seseorang untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran mereka serta mencari bantuan jika perlu. Hindari mendesak mereka untuk selalu "berpikir positif" atau "memasang wajah bahagia".

Jangan lupa juga untuk menjaga kesehatan emosional kita sendiri dan carilah dukungan jika diperlukan. Hindari terlalu memaksakan diri atau orang lain untuk bersikap positif dan sadari terkadang tidak apa-apa untuk memiliki emosi negatif.

Hubungi pelatih, mentor, atau terapis untuk membantu kamu membingkai ulang pikiran dan pola pikir kamu dalam menghadapi hal positif dan negatif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com