Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendengarkan Musik Bisa Mencegah Makan Berlebihan, Kok Bisa?

Kompas.com - 13/11/2023, 11:43 WIB
Dinno Baskoro,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Dailymail

KOMPAS.com - Mau mencoba metode penurunan berat badan yang lebih seru? Cobalah untuk makan sambil mendengarkan musik bertempo lambat.

Sebuah penelitian membuktikan efek mendengarkan musik bisa mencegah seseorang makan berlebihan.

Melalu studi itu, pengaruh dari tempo musik yang lambat bisa membuat manusia memiliki kecenderungan untuk menikmati makanan sembari mengikuti irama musik yang didengarkan.

Dengan demikian, ketika musik yang diputar mengalun dengan pelan dan lambat, hal ini dapat memperkuat efeknya sehingga semakin mencegah seseorang untuk makan lebih banyak.

Baca juga: Heavy Metal Termasuk Genre Musik Pereda Stres 

Musik bisa mencegah seseorang makan berlebihan

Peneliti dari Universitas Aarhus di Denmark menguji 200 sukarelawan untuk terlibat dan mencatat secara diam-diam ketika mereka mengonsumsi cokelat.

Para ahli menghitung seberapa lama waktu yang dibutuhkan peserta untuk menghabiskan lima potong cokelat.

Saat mereka mengunyah cokelat dengan diam, rata-rata waktu yang dibutuhkan adalah 24 detik.

Kemudian ketika musik up beat dimainkan dengan kecepatan 180 ketukan per menit, orang-orang membutuhkan waktu 10 detik lebih lama untuk menghabiskan camilan itu.

Tetapi saat musik bertempo lambat dan pelan dimainkan, hanya dengan kecepatan 45 ketukan per menit, kecepatan makan kembali menurun, dan membutuhkan tambahan empat detik lagi (dari musik upbeat) untuk melahap semua cokelatnya.

Dalam hal itu, tempo musik telah lama dikaitkan dengan tingkat kegembiraan, yang mana irama lebih cepat bisa meningkatkan detak jantung sementara, dan ritmen lebih lambat memunculkan efek relaksasi.

Baca juga: Mendengarkan Musik Mempertajam Ingatan Lansia 

Ilustrasi makan cokelatShutterstock Ilustrasi makan cokelat

Selain variasi kecepatan musik yang sama, ada juga versi 'Legato", yang not-nya menyat sama lain dan 'staccato', yang not-nya dimainkan secara terpisah.

Musik versi legato rupanya membuat pendengar membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengunyah cokelat dibandingkan versi staccato.

"Hasil percobaan ini mengonfirmasi kalau musik dapat digunakan sebagai syarat kontekstual untuk mengatur kecepatan makan, berkontribusi pada perilaku makan yang lebih sehat seperti makan dengan lambat dan mengonsumsi lebih sedikit makanan," tertulis pada hasil studi tersebut.

Peneliti juga menyatakan, durasi makan yang lebih lama mungkin disebabkan oleh efek entrainment, yang mana subyek (disadari atau tidak) menyelaraskan ritme mengunyah dengan irama musik.

Kondisi itu pun membuat mereka mengunyah dengan cara lambat saat mendengarkan musik bertempo lambat serta sebaliknya.

"Kecepatan makan dan durasi makan yang lebih lama dapat mengakibatkan lebih sedikit makanan yang dikonsumsi dan ini bisa memberikan manfaat kesehatan yang jelas," lanjut hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal Appetite.

Baca juga: Belajar Musik Bisa Membuat Anak Lebih Cerdas, Simak Faktanya 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com