Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nusantara 2023, Panggung untuk Ekosistem Wastra dan Kriya

Kompas.com - 24/11/2023, 18:52 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wastra dan kriya menjadi dua sektor industri kerajinan yang sarat akan khasanah budaya nusantara.

Pemerintah mencatat, hingga tahun 2021, jumlah pulau di Indonesia mencapai 17.000 yang dihuni oleh 300 kelompok etnik atau 1.340 suku bangsa, sehingga menjadikan Indonesia juga kaya akan ragam cerita seni dan budaya.

Berangkat dari kekayaan cerita ini, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama dengan Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional) dan OASE (Organisasi Aksi Solidaritas Kabinet Kerja) mengembangkan wastra dan kriya lewat program-program seperti Cerita Wastra (2021) dan Cerita Kriya (2022).

"Selama dua tahun terakhir, kolaborasi ini telah menyentuh lebih dari 10.000 perajin di Indonesia," kata Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki dalam di Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Baca juga: Langgam 15, Perjalanan Cita Tenun Indonesia Mengembangkan Wastra

Melanjutkan kedua program tersebut, tahun ini KemenKopUKM menggelar acara "Cerita Nusantara : Unveiling the Story of Indonesia Artistry" yang akan berlangsung pada Selasa, 28 November 2023, di Jakarta Convention Center (JCC).

Ini menjadi panggung yang menampilkan ide-ide brilian, inklusivitas dalam keragaman, daya saing ekosistem lokal, karya seni rupa, kerajinan tangan, tekstil, dan juga inovasi digital.

Semua itu dikemas dalam sebuah pameran atau showcasing ekosistem, business matching, demo karya dan produk, serta talkshow interaktif yang terbuka untuk umum.

Dalam Cerita Nusantara 2023, sektor industri wastra dan kriya akan menampilkan beragam karya terbaik, seperti fesyen dan home decor dengan berkolaborasi dengan dunia usaha, komunitas, hingga praktisi atau pegiat kerajinan nusantara.

Menurut Siti Azizah, Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM, kriya dan wastra menjadi benang merah dalam acara ini, karena keduanya adalah sektor terbesar UKM Indonesia.

"Kami telah mendampingi dan meningkatkan kapasitas para pelaku wastra di tahun pertama yang bergerak di lima destinasi pariwisata seperti Danau Toba, Manggarai Barat, hingga Labuan Bajo," terang Siti.

"Kemudian di tahun kedua kami mencoba hal yang sama pada sektor kriya," lanjut dia.

Beberapa ekosistem kewirausahaan akan menjadi kolaborator dari acara ini dengan menampilkan produk-produk terkurasi mereka antara lain Jakcloth, Brightspot, Inacraft, Alun Alun Indonesia, Sarinah, hingga M-Bloc.

Ada pun salah satu kolaborator dari wastra, Rumah Tenun Magelang, telah memproduksi, kain tenun serat alam Indonesia sejak tahun 1988.

Unit usaha di bawah PT Retota Sakti ini juga telah melakukan diversifikasi produk serat alam menjadi wallpaper, karpet, hiasan dinding, interior, serta produk fashion yang diekspor ke berbagai negara seperti Amerika dan Inggris.

 

Rumah Tenun Magelang mendapatkan bahan baku serat alami dari seluruh Indonesia, antara lain serat kudzu dari Sumatera Utara, serat abaka dari Talaud (Sulawesi Utara), dan serat akar wangi dari Gunung Kidul.

Berkembangnya ragam produk Retota juga berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat sekitar. Saat ini, lebih dari 2.000 warga sekitar Rumah Tenun Retota, sebagian besar perempuan, terlibat sebagai mitra dalam penyiapan produk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com