Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langgam 15, Perjalanan Cita Tenun Indonesia Mengembangkan Wastra

Kompas.com - 08/11/2023, 20:53 WIB
Dinno Baskoro,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cita Tenun Indonesia (CTI) menggelar perayaan ulang tahun ke 15 bertajuk "LANGGAM 15: Lima Belas Tahun Cita Tenun Indonesia untuk Negeri" di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, baru-baru ini.

Perayaan ini merupakan wujud dari komitmen CTI dalam melestarikan serta mengembangkan wastra nusantara selama 15 tahun.

Program acaranya dimulai dengan penyerahan bentuk apresiasi CTI kepada para mitra kerja dengan pemberian sertifikat, plakat dan trofi untuk para kolaboratornya seperti mitra desainer (desainer tekstil, produk, interior dan fesyen), dan tenaga ahli (pewarnaan, struktur tenun, sosiolog, motivator dan evaluator).

Kemudian dilanjutkan dengan pemutaran sebuah film pendek karya Nia Dinata yang menampilkan para perajin binaan, pengurus dan pendiri, serta mitra kerja pendukung.

"Perayaan ini menjadi komitmen CTI selama 15 tahun menjaga warisan budaya kebanggaan bangsa, tidak hanya kain tenun tapi juga teknik produksi, desain, motif hingga berbagai wastra untuk dirayakan keberadaannya," kata Intan Fauzi, Sekretaris Jenderal CTI dalam konferensi pers di Jakarta.

LANGGAM 15 turut dimeriahkan dengan koleksi 15 desainer mode yang memadukan 15 jenis kain tenun hasil program pembinaan dan pengembangan CTI menjadi busana apik dalam peragaan busana. Mereka yang turut tampil di antaranya:

  • Didi Budiardjo menggunakan tenun Lunggi atau Songket Sambas
  • Auguste Soesastro menampilkan tenun Cual atau Ikat Lungsi Sambas
  • Sebastian Gunawan merancang busana dari tenun Ikat Garut dari Jawa Barat
  • Chossy Latu menggunakan tenun Songket Halaban dari Sumatra Barat
  • Eridani untuk labelnya Eri dengan tenun Songket Palembang dari Sumatera Slatan
  • Danny Satriadi menggunakan tenun Sobi dari Sulawesi Tenggara
  • Yogie Pratama dengan karya tenun Sobi dari Sengkang, Sulawesi Selatan
  • Priyo Oktaviano menggunakan tenun Songket Bali
  • Wilsen Willim bersama tenun Rangrang
  • Dana Maulana dan Michael Simiadi dari Danjyo Hiyoji menggunakan tenun Endek
  • Ari Seputra menggunakan tenun Songket Lombok dari Nusa Tenggara Barat
  • Denny Wirawan merancang busana dari tenun Sumba
  • Mel Ahyar dengan tenun Songke Labuan Bajo
  • Era Soekamto menggunakan Tenun Lukat atau Lurik-Ikat dari Solo
  • Koyko dari Khoirudin Koko Rudin menggunakan Tenun Ikat dari Jepara

Baca juga: Humba Hamu WKB Eksplorasi Tenun Sumba Jadi Produk Fesyen Inovatif 

Perjalanan CTI selama 15 tahun melestarikan dan mengembangkan tenun

Konferensi pers Cita Tenun IndonesiaKOMPAS.COM / DINNO BASKORO Konferensi pers Cita Tenun Indonesia

Ada banyak hal yang ditempuh CTI dalam memajukan para pelaku hingga pegiat tenun dari hulu ke hilir. Terbaru di tahun ini, Cita Tenun Indonesia sempat berkolaborasi dengan berbagai pegiat mode.

Mereka di antaranya adalah Sejauh Mata Memandang dalam tajuk koleksi RONA, ohmmbybai lewat koleksi PELESIR, bersama Hendra Kusuma menggarap instalasi FUTURE/CULTURE yang dipamerkan pada IDBYTE Art + Fashion 2023 di Pacific Place, serta melanjutkan kerja sama dengan Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) untuk presentasi Jalinan Lungsi Pakan 2023.

Dalam bidang pelatihan dan pengembangan sendiri, di tahun ini CTI tengah melangsungkan kegiatan pembinaan daerah baru di Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara dan Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.

Di samping itu, CTI juga berhasil memperoleh lisensi resmi dari BNSP untuk Lembaga Sertifikasi Profesi Tenun Indonesia.

LSP Tenun Indonesia merupakan bentuk pemberdayaan perajin di tingkat yang lebih lanjut demi kesejahteraan para penenun lokal, yang terbaru ada sejumlah perajin di Sambas, Kalimantan Barat.

Okke Hatta Rajasa, selalu ketua CTI sekaligus pembina Yayasan Lembaga Sertifikasi Profesi Tenun Indonesia mengatakan, LSP Tenun Indonesia memiliki 4 skema besar sertifikasi, yaitu Penenunan, Pewarnaan, Pemotifan dan Pengelolaan.

Empat skema besar LSP Tenun Indonesia dan program-program CTI –termasuk pewarnaan alam di dalamnya– membuat para pelaku di industri ini bergerak dalam ranah sustainable fashion.

"Dengan adanya sertifikasi ini, profesi penenun menjadi lebih jelas. Penenun sebagai ahli pewarnaan, permotifan atau pengelolaannya," pungkas Okke.

Baca juga: Menengok Keindahan Kain Tenun dalam Aneka Tas Kulit Modern 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com