KOMPAS.com - Banyak orang gemar mengonsumsi minuman bersoda, khususnya saat udara terasa panas.
Cita rasanya yang menyegarkan dan sensasi menggelitik di lidah memang menjadi salah satu daya tarik utama.
Tak heran, banyak yang sulit menghindari meskipun sadar efek buruknya pada kesehatan.
Baca juga: Dampak Minuman Bersoda bagi Kesehatan Ginjal, Menurut Studi
Kebiasaan mengonsumsi minuman soda secara rutin akan berpengaruh pada tubuh, secara jangka pendek dan panjang.
Minuman bersoda dibuat dari air berkarbonasi, pemanis buatan yang umumnya merupakan sirup jagung fruktosa tinggi, asam fosfat dan perasa alami.
Banyak produk minuman soda di pasaran juga mengandung kafein.
Baca juga: Minuman Soda Diet Tidak Aman bagi Kesehatan, Benarkah?
Rata-rata, satu kaleng minuman bersoda mengandung 155 kalori, 38 gram karbohidrat, 37 gram gula, dan 34 miligram kafein.
Di sisi lain, American Heart Association merekomendasikan untuk membatasi konsumsi gula sebanyak 25 gram per hari untuk wanita dan 36 gram per hari untuk pria.
Jumlah tersebut jelas jauh lebih sedikit daripada yang terkandung dalam satu kaleng soda.
Ahli diet terdaftar Sonya Angelone mengatakan asupan soda setiap hari bisa memengaruhi tubuh secara langsung.
Pertama, kita akan merasakan lonjakan energi dari kafein dan gula.
Hal ini terjadi karena kafein memblokir adenosin, yang merupakan neurotransmitter yang membuat kita merasa lelah.
Baca juga: Ini Beda Minuman Bersoda dan Minuman Berkarbonasi
Pada saat yang sama, karbohidrat sederhana dalam soda yang berasal dari gula diserap dengan cepat dalam aliran darah, yang juga berkontribusi pada peningkatan energi.
Namun, energi dari soda hanya bertahan sebentar dan pada akhirnya akan menurun drastis.
Supriya Rao, seorang dokter penyakit dalam, gastroenterologi, dan pengobatan obesitas, mengatakan soda juga berdampak pada usus secara langsung.