Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 5 Januari 2024, 16:28 WIB
Chrisstella Efivania Rosaline,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mungkin kamu sering melihat artikel yang membahas ramuan herbal atau jamu apa saja yang bisa membuat awet muda. 

Minuman herbal tradisional yang satu ini memang memiliki banyak manfaat. Pasalnya, rempah-rempah yang digunakan mengandung banyak sekali zat-zat dan vitamin yang berguna untuk kesehatan.

Rempah-rempah yang menjadi bahan baku jamu juga memiliki banyak zat antioksidan dan anti-inflamasi yang membantu mencegah penuaan dan merawat kesehatan kulit. 

Baca juga: Beda dengan Jahe Biasa, Ini 5 Manfaat Jamu Jahe Merah untuk Kesehatan

Baca juga: 10 Kebiasaan yang Membuat Awet Muda Seiring Bertambahnya Usia

Namun, seberapa efektifkah mengonsumsi jamu terhadap pencegahan penuaan dini? 

Jawaban Dokter

Ketua Umum Persatuan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si. mengungkap, minum ramuan herbal seperti jamu tradisional memang bisa mencegah penuaan dini, bila dilihat dari sisi kandungan setiap rempahnya. 

“Jika dilihat dari bahan herbalnya, sebetulnya efektif untuk anti-aging, karena kan penelitian-penelitiannya juga sudah ada,” ujar Inggrid kepada Kompas.com, saat ditemui di RSUD Taman Sari, Jakarta Barat, Jumat (5/1/2024).

Namun, tambah Inggrid, efektivitas jamu untuk pencegahan penuaan dini juga harus diseimbangkan dengan gaya hidup sehat yang berkelanjutan. 

Tanpa menerapkan gaya hidup sehat, Inggrid mengatakan, ramuan-ramuan herbal yang telah dikonsumsi tidak akan efektif menjalankan fungsinya. 

Hindari stres dan begadang

Salah satu akibat begadang pada pria adalah menurunnya gairah seksual.Medical news today Salah satu akibat begadang pada pria adalah menurunnya gairah seksual.

Untuk mengoptimalkan fungsi anti-aging dari ramuan herbal, Inggrid menyarankan untuk menerapkan pola hidup sehat, dengan menghindari stres dan begadang. 

Tidur yang tidak berkualitas, kurang dari 8 jam sehari akan berpengaruh pada kondisi kulit. 

“Kalau kurang tidur (karena begadang) dan kita nggak bisa mengelola stres dengan baik, itu juga akan terjadi penuaan dini karena hormon stres akan tinggi, jadi akan memengaruhi sistem hormonal lain, sehingga timbul penuaan dini di semua organ tubuh tidak hanya di kulit,” papar Inggrid

Tak hanya itu, ia juga mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga pola makan dan menghindari makanan-makanan dengan kadar gula dan lemak yang tinggi untuk menjaga metabolisme tubuh. 

“Awet muda itu tidak bisa dicapai hanya dengan minum jamu. Ini harus dibarengi dengan penerapan pola hidup sehat. Healthy lifestyle itu harus menyeluruh, kalau cuma salah satu dilakoni, ya tidak akan tercapai,” pungkasnya.

Baca juga: 7 Manfaat Kunir Asem, Jamu yang Bisa Cegah Depresi

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau