Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/02/2024, 18:18 WIB
Via Furgativa Gumilar ,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Siapapun bisa menjadi korban perundungan atau bullying, baik secara verbal maupun nonverbal. Bahkan anak-anak yang kuat, bertubuh atletis, dan terkenal sekalipun bisa mengalaminya.

Ada beberapa alasan mengapa anak menjadi korban bullying, bisa karena berada di tempat yang salah ataupun berbeda sifat dengan teman di lingkungan sekitarnya.

Namun, ada beberapa karakteristik tertentu yang meningkatkan kemungkinan seorang anak menjadi korban bully. Penting diingat bahwa anak-anak ini sebaiknya tidak mencoba mengubah karakteristik mereka untuk menghindari bullying.

Bullying berkaitan dengan pilihan yang salah yang dibuat oleh si pelaku bully, bukan karena kekurangan yang dirasakan pada korban. Penanggung jawab atas perilaku bully selalu ada pada pelaku, bukan pada korban.

Baca juga: Ciri Anak Jadi Korban Bully dan Tips Menangani Pelakunya

Tipe anak yang rentan jadi korban bully

Meskipun begitu, terdapat beberapa jenis anak yang sering menjadi sasaran bully. Berikut adalah ciri-ciri sifat yang mungkin membuat bullying terjadi.

1. Pendiam dan sulit bersosialisasi

Anak – anak yang pendiam dan sulit untuk bersosialisasi biasanya tidak punya banyak teman. Hal ini memungkinkan mereka menjadi target bullying dibanding anak–anak yang lain. Mereka mungkin dikucilkan dan ditolak oleh teman sebayanya bahkan beberapa dari mereka kerap kali makan sendirian pada jam istirahat.

Orangtua dan guru dapat membantu anak yang yang kurang dalam bersosialisasinya dengan membangun pertemanan, misalnya mengubah posisi duduk pada ruang kelas sehingga anak – anak dapat lebih mengenal teman–temannya.

Penelitian menunjukkan bahwa jika seorang anak memiliki setidaknya satu teman, kemungkinannya untuk menjadi korban bully secara dramatis berkurang.

Tanpa seorang teman yang mendukung, anak-anak ini lebih mungkin menjadi target bully karena mereka tidak perlu khawatir jika seseorang datang dan membantunya.

2. Disabilitas dan penyakit tertentu

Pelaku bullying seringkali menargetkan anak–anak dengan kondisi disabilits sebagai korbannya, karena mereka beranggapan bahwa anak–anak ini lebih lemah daripada mereka dan terlihat berbeda.

Misalnya pada anak yang memiliki gangguan spektrum autisme (ASD), gangguan perhatian/hiperaktivitas (ADHD), disleksia, down syndrom, atau kondisi apapun yang membedakan mereka.

Baca juga: Tanda Anak Jadi Korban Bullying dan Cara Mengatasinya

3. Perbedaan ras

Kadang-kadang anak-anak akan membully orang lain karena mereka memiliki ras yang berbeda. Misalnya, anak kulit putih mungkin menargetkan anak kulit hitam dan membully mereka. 

Di Indonesia, anak dari ras keturunan juga sering menjadi korban bully karena dianggap minoritas dan tidak bisa melawan.

Namun pada dasarnya ini terjadi dengan semua ras dan dalam semua tempat. Tidak ada ras yang terkecuali dari menjadi korban dan pelaku bully. Sama seperti dengan bullying agama, anak–anak ini menjadi target karena fakta bahwa mereka berbeda.

4. Perbedaan agama dan budaya

Selain perbedaan ras, orang dengan perbedaan agama dan budaya juga seringkali menjadi korban bully. Salah satu contoh dari jenis bullying ini termasuk perlakuan yang diterima oleh orang–orang Muslim di AS setelah tragedi 9/11.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com