Namun, setiap anak bisa menjadi korban bullying karena keyakinan agama mereka. Siswa-siswa Kristen sering diejek karena keyakinan mereka juga.
Dan dalam kasus ini, perundungan terjadi karena kurangnya toleransi terhadap pemahaman keyakinan yang berbeda.
Anak-anak yang cenderung introvert, mudah cemas, atau tunduk lebih mungkin menjadi korban bully daripada anak-anak yang ekstrovert dan tegas.
Bahkan, beberapa peneliti percaya bahwa anak-anak yang kurang percaya diri mungkin menarik perhatian anak-anak yang cenderung membully. Selain itu, anak-anak yang cenderung menyenangkan orang lain sering kali menjadi target bully karena mudah dimanipulasi.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menderita depresi atau kondisi terkait stres juga mungkin lebih rentan menjadi korban bully, yang sering membuat kondisi mereka semakin buruk.
Para pelaku memilih anak-anak ini karena mereka merupakan sasaran yang mudah dan tidak mungkin untuk melawan balik. Kebanyakan pelaku bullying ingin merasa kuat dari yang lain, sehingga mereka sering memilih anak-anak yang lebih lemah dari mereka.
Baca juga: Cara Mendidik Anak agar Tidak Jadi Tukang Bully
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram