Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidur 7-9 Jam Per Malam Bisa Tingkatkan Kesehatan Otak, Benarkah?

Kompas.com - 13/05/2024, 15:35 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidur nyenyak di malam hari tidak hanya dapat membuat kita merasa lebih baik dalam menghadapi hari, tetapi juga memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan mental dan fisik.

Kualitas tidur yang baik bahkan dapat menjaga tekanan darah tetap teratur, membantu fungsi kognitif, serta mengurangi risiko kanker.

Namun, banyak dari kita tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup setiap malam karena paparan cahaya biru (blue light) dari ponsel dan perangkat lainnya yang membuat kita terlalu terstimulasi.

Selain itu, makan terlalu banyak atau minum kafein tepat sebelum tidur juga dapat membuat kita merasa tidak nyaman dan gelisah sehingga membuat kita sulit tidur.

Jadi, ada banyak penyebab mengapa kita tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup setiap malam.

Baca juga: Posisi Tidur Terbaik untuk Masalah Kesehatan yang Kita Alami

Tetapi, menjaga jadwal tidur yang konsisten dapat membantu kita terutama orang-orang dewasa mendapatkan waktu tidur yang direkomendasikan yaitu tujuh hingga sembilan jam setiap malam.

Studi kualitas tidur pada kesehatan otak

Baru-baru ini, sebuah studi dari para peneliti di Yale School of Medicine yang diterbitkan dalam Journal of the American Heart Association mengamati kebiasaan tidur sekitar 40.000 orang dewasa untuk lebih memahami bagaimana hal itu berdampak pada kesehatan otak mereka.

Data selama sembilan tahun telah dikumpulkan, termasuk berapa lama setiap orang tidur setiap malam dan apakah mereka tidur atau tidak di siang hari. Pencitraan MRI otak mereka juga dilakukan.

Dikutip dari laman Real Simple, pada Senin (13/5/2024), hasil studi menemukan bahwa kurang tidur (baik kurang dari tujuh jam atau lebih dari sembilan jam per malam) menghasilkan risiko stroke dan demensia yang lebih tinggi di kemudian hari.

Yang cukup menarik, hasilnya tidak berubah, bahkan ketika memperhitungkan kebiasaan merokok atau hipertensi, yang juga diketahui berdampak pada otak.

Semua partisipan yang terlibat berusia paruh baya, dan temuan tersebut menunjukkan bahwa ini adalah titik kunci dalam kehidupan seseorang untuk membuat perubahan positif pada kebiasaan tidur agar otak tetap sehat saat ini dan di masa depan.

Baca juga: Ketahui, Kebiasaan Tidur Terburuk yang Menyebabkan Penuaan Dini

Ilustrasi membuat tubuh rileks agar bisa tidur nyenyak di malam hari.Shutterstock/sukiyaki Ilustrasi membuat tubuh rileks agar bisa tidur nyenyak di malam hari.

Cara tidur nyenyak secara konsisten

Mendapatkan waktu tidur yang optimal setiap malam bisa dimulai dengan rutinitas sebelum tidur yang baik.

Makanlah dengan baik sebelum berencana untuk tidur, biasanya dua hingga tiga jam sebelumnya, dan hindari minum minuman berkafein di malam hari.

Jika kita lebih suka minuman hangat yang nyaman sebelum tidur, pilihlah teh herbal tanpa kafein.

Selain itu, penting juga untuk menjauhkan ponsel atau gawai dari kita sebelum tidur, karena waktu tidur adalah waktu yang tepat untuk melepaskan diri dari gawai.

Kita mungkin bisa membaca buku sebelum tidur untuk membantu tubuh lebih rileks dan tertidur lebih cepat.

Jika merasa cemas dengan hari ini (atau untuk hari esok), mandi air hangat dapat membantu kita bersantai, bersama dengan mendengarkan musik yang menenangkan atau bermeditasi.

Ingatlah bahwa kebiasaan di pagi dan siang hari juga ikut berperan. Tidak bangun di waktu yang sama setiap hari, tidur siang yang lama, dan terlalu banyak minum alkohol juga dapat memengaruhi kualitas tidur kita.

Baca juga: Kebiasaan Tidur yang Bisa Membantu Mendapatkan Panjang Umur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com