Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengulik Sisi Psikologis Kebiasaan Pamer Harta dan Pencapaian Diri

Perilaku ini mungkin menyebalkan bagi kita namun juga menjadi hal yang amat dinantikan sebagian orang lainnya.

Terbukti, konten para selebgram dan crazy rich yang berbau pamer di media sosial selalu laris manis disimak netizen.

Misalnya ketika orang yang mengaku kaya ini naik jet pribadi, liburan mewah ke Eropa atau belanja barang branded dengan harga fantastis.

Pertanyaan ini mungkin ada di benak banyak orang khususnya dengan fenomena flexing yang kini merajalela.

Dikutip dari Psychology Today, pamer adalah bentuk promosi diri yang tidak selalu buruk, jika dilihat dari berbagai aspek.

Kadangkala kita memang harus menyampaikan pencapaian diri sehingga mendapatkan pengakuan dari orang lain.

Namun pamer, yang cenderung berlagak, adalah perilaku serampangan yang sekedar mencari pujian tanpa menawarkan imbalan apapun.

Mereka memuaskan diri sendiri tanpa memberikan nilai atau manfaat apapun bagi orang yang dipameri atau menjadi penonton perilaku itu.

Penonton sebenarnya mungkin memaafkan atau tidak peduli dengan perilakunya itu dan sebenarnya orang yang pamer itu tahu benar soal itu.

Penelitian menunjukkan, hanya dengan mengklaim di atas rata-rata pada beberapa bakat atau keterampilan terbukti dapat membuatnya penonton yakin akan kompetensinya, setidaknya sampai klaim tersebut terbukti salah.

Artinya, perilaku pamer bisa berhasil karena audiens tidak, atau belum, memiliki informasi yang cukup untuk mengevaluasi hal yang dipamerkan.

Pamer dijadikan ekspresi kebanggaan atas diri sendiri

Pamer, flexing, dan berbagai tindakan memuji diri sendiri merupakan ekspresi kebanggaan.

Namun perilaku ini bisa saja menandakan mereka hanya butuh penonton untuk ucapan selamat bagi diri sendiri itu namun tidak perlu mendukungnya.

Mereka membutuhkan orang lain untuk setuju dengannya dengan taktik memancing pujian.

Orang yang ahli pamer tidak akan terang-terangan mengatakan dirinya sendiri hebat.

Mereka akan merendah untuk meninggi dan membiarkan orang lain membenarkan hal itu.

Namun seperti yang dikatakan oleh ilmuwah Stephen Hawking, "“Orang-orang yang membual tentang I.Q mereka. adalah pecundang.”.

Tentunya, tak ada yang bisa membantah pernyataan yang disampaikan oleh sosok jenius dengan IQ 160 ini bukan?

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/24/180323720/mengulik-sisi-psikologis-kebiasaan-pamer-harta-dan-pencapaian-diri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke