Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fenomena Gray Divorce seperti Hugh Jackman, Apa Penyebabnya?

Pasangan ini sepakat berpisah di usia yang tak lagi muda saat pemeran The Greatest Showman itu menginjak 54 tahun dan istrinya 67 tahun.

Kabar ini memang mengejutkan tapi sebenarnya mereka bukan satu-satunya pasangan pesohor yang memutuskan bercerai di usia senja alias gray divorce.

Bill Gates, Billy Ray Cyrus, dan Arnold Schwarzenegger termasuk beberapa nama kondang yang mengalami fenomena serupa.

Penyebab gray divorce, seperti Hugh Jackman dan Deborah-Lee Furness

John Duffy, psikolog asal Chicago mengatakan banyak pasangan terdahulu yang tidak bahagia dalam pernikahannya memilih tetap bersama karena kenyamanan, rutinitas dan keakraban.

"Selama beberapa tahun terakhir, banyak yang sengaja memilih berpisah," katanya.

Menurutnya, tren gray divorce muncul karena kesadaran banyak orang bahwa hidupnya singkat dan berharga sehingga berusaha menjalaninya dengan paling memuaskan.

"Jadi, mereka memberi diri mereka ruang untuk memperoleh, atau mendapatkan kembali, kebahagiaan dan kepuasan," terang Duffy, fikutip dari CNN.

Selain itu, orang-orang tak lagi menganggap pernikahan sebagai komitmen seumur hidup jika tidak lagi berhasil bagi salah satu atau kedua belah pihak.

Mereka kini lebih berani mengevaluasi pernikahannya secara real time.

"Menurut pengalaman saya, ini relatif baru. Kita selalu bungkam terhadap segala ketidakpuasan dalam pernikahan," tambahnya.

Umumnya, kita cenderung mengalihkannya dengan curhat kepada teman sesama jenis soal permasalahan pernikahan termasuk rasa bosan, kebiasaan pasangan yang menjengkelkan atau dilema lainnya.

Namun kini banyak pasangan bicara terbuka soal ketidakpuasannya termasuk mendiskusikan sifat hubungan dan menentukan apakah ingin mempertahankan pernikahannya atau bercerai.

Perceraian tak lagi tabu

Perceraian kini bukan hal yang tabu lagi.

Sebaliknya, perpisahan dengan pasangan dianggap sebagai babak baru untuk memulai hidup yang berbeda.

"Mereka mungkin merasa seolah-olah pernikahan mereka telah kehilangan kebahagiaan, atau mereka telah kehilangan hubungan satu sama lain," urai Duff.

“Perceraian kurang dapat diterima dan seringkali tidak memungkinkan secara finansial di masa lalu karena rumah tangga berpenghasilan tunggal," ujarnya.

Berbeda dengan dekade sebelumnya, masyarakat kini memiliki lebih banyak kebebasan dan kemandirian.

“Pola pikir telah bergeser ke arah memprioritaskan kebahagiaan pribadi, dan individu lebih berdaya untuk meninggalkan pernikahan yang tidak bahagia,” kata Moore, dikutip dari She Knows.

“Selain itu, perempuan kini memiliki peran dan identitas yang lebih beragam selain hanya sekedar menjadi istri atau ibu, yang mungkin berkontribusi pada kesediaan mereka untuk bercerai.”

Usia yang lebih panjang juga berpengaruh karena banyak orang menganggapnya sebagai peluang setelah perceraian.

Beda sikap pria dan wanita

Terkait fenomena gray divorce, John Duffy mengatakan pria lebih cenderung bercerai untuk melanjutkan hubungan lain atau terlibat lebih penuh dalam hubungan yang sudah mereka jalani.

Misalnya menikah atau menjalin asmara dengan perempuan lain, yang cenderung lebih muda.

Sebaliknya, wanita yang menjalani gray divorce sering kali ingin mengubah hidupnya dengan mencari karier, petualangan dan peluang yang baru.

"Beberapa dari mereka bahkan tidak membayangkan hubungan di masa depan," ujar Duff.

Sebaliknya bagi pria, alasan yang diberikan cenderung didasarkan pada apa yang mereka rasa kurang dalam pernikahannya, yang menurut mereka bisa ditemukan dalam hubungan lain.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/09/18/080000420/fenomena-gray-divorce-seperti-hugh-jackman-apa-penyebabnya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke