Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Langkah Bantu Teman yang Alami Kecemasan dan Depresi

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 1 dari 5 orang di seluruh dunia diperkirakan mengalami kecemasan dan depresi, di mana setengah dari kondisi ini dimulai pada usia 14 tahun.

Di Indonesia, 9 dari 10 remaja mengakui pernah mengalami kecemasan dan 8 dari 10 remaja mengalami gejala depresi.

Bertepatan dengan momen World Mental Health Day atau Hari Kesehatan Mental Sedunia yang diperingati setiap tanggal 10 Oktober, brand makeup, Maybelline Indonesia, menghadirkan kampanye Brave Talk.

Berkolaborasi dengan KALM, Unika Atma Jaya Jakarta, dan Welcome (Organisasi Psikologi Atma Jaya), kampanye tersebut berupaya memberikan edukasi seputar masalah kesehatan mental dan cara mengatasinya.

Selain itu, kolaborasi ini juga mengajak Gen Z secara khusus mengikuti pelatihan untuk membantu teman-teman mereka yang sedang mengalami masalah kesehatan mental.

Berdasarkan survei yang dilakukan Maybelline Indonesia dan Jakpat dengan lebih dari 1000 responden Gen Z (2021), curhat kepada teman menjadi solusi bantuan eksternal pertama ketika mereka mengalami isu kesehatan mental.

"Setelah satu tahun berjalan di Indonesia, Maybelline bersama dengan KALM telah memberikan lebih dari 18.000 sesi konseling."

Demikian penuturan Brand General Manager Maybelline Indonesia, Carla Mangindaan, di Unika Atma Jaya Jakarta, belum lama ini.

"Dan kami melihat respons yang baik melalui peningkatan kesadaran anak-anak muda akan pentingnya merawat kesehatan mental, terutama untuk menghadapi kecemasan maupun depresi."

"Dengan mengikuti pelatihan dari kampanye ini, harapannya siapa pun bisa lebih berdaya untuk menjadi first responder ketika ada teman yang butuh curhat," sebut dia.

Menjadi teman curhat yang baik

Untuk membantu teman yang mengalami kecemasan dan depresi, ada beberapa langkah yang bisa kita terapkan agar kita bisa menjadi teman curhat yang baik.

Ini bukan berarti kita harus 24 jam bersama dengan teman kita yang mengalami kecemasan dan depresi, tetapi memberikan perhatian yang sederhana dengan melihat apakah ada perubahan pada dirinya.

Menurut psikolog pendidikan di KALM, Efika Fiona, perubahan bisa diketahui melalui caranya berpikir saat berdiskusi, apakah raut wajahnya terlihat senang, atau justru lebih murung.

"Kita juga bisa melihat dari perilakunya. Kalau teman kita itu orangnya tepat waktu dan sangat terorganisir tapi jadi berantakan, mungkin ada masalah mental yang menyebabkan perubahan itu terjadi," terangnya.

2. Ruang dan waktu yang aman, serta nyaman

Ruang dan waktu harus aman, serta nyaman, baik untuk kita sebagai pendengar maupun teman kita yang akan bercerita.

"Hal-hal itu perlu diperhatikan. Karena dengan rasa aman dan nyaman dari kedua belah pihak, sesi curhat juga bisa berjalan dengan lebih baik," ujar dia.

3. Ajukan pertanyaan

Ketika ruang dan waktu sudah aman dan nyaman, selanjutnya kita bisa menanyakan kondisi teman sekarang.

Fiona mengatakan, kita bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang meringankan beban teman kita untuk menjalani masa-masa yang tidak mudah ini.

"Bukan berarti saat teman bercerita kita langsung menganjukan pertanyaan ya," ungkapnya.

"Sebenarnya kuncinya adalah berempati terlebih dulu. Kira-kira kalau kita ada di posisinya, apa sih yang ingin kita sampaikan atau jawab atas pertanyaan-pertanyaan tersebut," jelasnya.

4. Validasi perasaan

Ketika teman kita merasa marah, kesal, sedih, dan lain sebagainya, cobalah untuk memvalidasi perasaan teman tersebut.

Selain itu, hindari untuk memberikan penghakiman atas perasaan teman kita karena itu bisa memperparah kondisinya.

"Misalnya, kita bisa memvalidasi perasaannya dengan berkata, 'wajar sih kamu marah atau sedih dalam kondisi seperti itu', atau 'terima kasih sudah mau bertahan sampai saat ini'."

"Kata-kata seperti itu bisa membuat teman kita merasa dimengerti, dan meski kedengarannya cukup sederhana, itu juga bisa berdampak besar bagi orang lain," ujar Fiona.

5. Eksplor bantuan profesional

Kita mungkin tidak selalu bisa menemani atau mendengarkan curhat teman kita.

Apabila kondisinya sudah mendesak, Fiona merekomendasikan agar kita mengarahkan teman kita pada bantuan ahli atau profesional dalam kesehatan mental.

Melalui kampanye Brave Talk, Maybelline Indonesia berkomitmen untuk membantu mengatasi masalah kecemasan dan depresi dengan memberikan akses konseling gratis bagi yang membutuhkan.

Jika kita atau teman kita membutuhkan bantuan psikolog, jangan ragu untuk mendapatkan konseling gratis dari Maybelline dengan memgunduh aplikasi KALM dan gunakan kode BRAVE 33-33-33-33.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/10/10/071752320/5-langkah-bantu-teman-yang-alami-kecemasan-dan-depresi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke