Tony Wallace Turunkan Berat Badan 80 Kg dan Tetap Makan Burger

Bahkan, pria berusia 32 tahun asal Amerika ini pernah berada pada bobot terberatnya, yakni mencapai 172 kg.

Banyak hal yang dilakukan Tony agar upaya penurunan berat badannya berhasil, termasuk mengubah pola makan yang lebih sehat dan juga berolahraga.

Ini semua tidak akan berjalan lancar bila Tony tidak memiliki dedikasi dan konsistensi yang tinggi.

• Cara makan burger yang lebih sehat

Selama proses penurunan berat badan, Tony telah mengubah total hubungannya dengan makanan yang dikonsumsi.

Memang, ia cukup kesulitan untuk meninggalkan cheeseburger- makanan favoritnya.

Namun, ia menemukan cara untuk menciptakan kembali makanan favorit itu dengan cara yang lebih ramah bagi kesehatan.

Berfokus pada makanan utuh dan daging tanpa lemak, burger tetap menjadi makanan pilihannya.

Dengan menggunakan daging giling tanpa lemak, roti rendah kalori, dan makanan yang penuh protein, Tony bisa menikmati makanan favoritnya itu sambil mempertahankan gaya hidup sehat.

"Pada akhirnya, saya mengolah daging giling, roti gandum, sepotong keju yang rendah kalori, serta menambahkan saus tomat ringan dan kentang goreng sebagai pendamping," ungkapnya.

Dengan asupan kalori harian sekitar 2.200 dan aktivitas fisik tingkat tinggi yang membantunya membakar sekitar 3.500 kalori, Tony menemukan cara untuk mempertahankan defisit kalori yang intens, sambil tetap mengonsumsi makanan favoritnya.

• Melakukan latihan kekuatan

Di samping itu, Tony juga secara rutin melakukan latihan kekuatan.

Kini, ia berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 80 kg dari hasil kerja keras selama lima tahun dan rutinitas olahraga yang konsisten.

Tony mengakui jika ia harus bangun pagi-pagi sekali untuk angkat beban lima hari seminggu dan juga melakukan sesi kardio setiap hari.

Karena tidak semua orang memiliki waktu atau sumber daya untuk berkomitmen seperti itu, Tony menekankan pentingnya menemukan olahraga yang benar-benar disukai dan tetap melakukannya.

Terlepas dari tujuan pribadinya, Tony yang sekarang juga menjadi seorang pelatih kebugaran bercita-cita untuk memiliki gym sendiri suatu saat nanti.

Keinginan ini sekaligus untuk membantu orang lain dalam perjalanan transformatif mereka, yang didorong oleh pengalaman langsung Tony tentang betapa sulitnya menurunkan berat badan.