Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 08/09/2022, 08:20 WIB
Felicitas Harmandini

Editor

KOMPAS.com -Ada banyak ragam masakan yang amat nikmat jika digoreng dengan renyah.

Sayangnya, mendapatkan makanan yang renyah memerlukan penanganan khusus, hingga hasilnya bisa sungguh garing dan menguncang selera.

Aneka makanan renyah seperti tempura, ebi furai, atau chicken nugget, memang lezat dijadikan lauk.

Kulitnya yang garing namun dagingnya yang lembut merupakan kunci utama kenikmatannya.

Baca juga: 3 Sisi Negatif dari Makanan yang Digoreng dengan Metode Deep Frying

"Untuk menciptakan kerenyahan di luar namun lembut di dalam, maka gorengan berbalut tepung ini harus digoreng dengan metode deep fried."

Begitu kata seorang chef bernama Arnold Poernomo, beberapa waktu silam, di Jakarta. 

Apa itu metode deep fried

Metode deep fried adalah teknik menggoreng dalam minyak panas dan banyak, sehingga bahan gorengan terendam sempurna.

Hanya saja, banyak orang yang enggan menggunakan teknik ini karena dinilai tidak sehat, membuat makanan terlalu banyak minyak, dan menyebabkan kolesterol tinggi.

Menanggapinya, Arnold mengungkapkan bahwa keyakinan ini tidaklah benar.

"Proses deep fried ini sebenarnya sehat dan tidak terlalu berminyak, asalkan cara menggorengnya tepat," kata dia.

Arnold menambahkan, menggoreng dengan cara ini tak hanya sekadar akan merendam bahan makanan. 

Baca juga: Tips Menggoreng Deep Frying agar Minyak Tidak Terciprat ke Mana-mana

"Suhu minyak harus pas, berkisar antara 170 derajat Celcius," ungkap dia.

Selain masalah suhu, teknik deep fried  harus memerhatikan tingkat ketebalan tepung yang membungkusnya.

Dia lalu mengatakan, proses pelapisan tepung yang terlalu tebal akan membuat daging di dalamnya jadi berminyak.

Pelapisan tepung yang tebal akan membuat kulitnya berfungsi seperti spons yang menyerap banyak minyak.

Akibatnya, gorengan akan jadi sangat berminyak sampai ke dalam kulitnya. Ini yang membuat gorengan jadi tidak sehat.

Cara membuat renyah tak berminyak

Untuk itu, ia menyarankan agar lapisan tepung di gorengan memiliki ketebalan maksimal dua milimeter saja. Ketebalan dua milimeter ini setara dengan dua kali proses penepungan.

Dengan proses dua kali penepungan, balutan tepung yang menempel di daging, udang, atau makanan laut lainnya akan lebih tipis.

Baca juga: Mengenal Deep Frying, Teknik Menggoreng yang Bikin Makanan Renyah

Ketika proses penggorengan, tepung yang tipis ini tidak akan menyerap banyak minyak, sehingga kulitnya renyah dan daging di dalamnya tetap lembut dan juicy.

"Dengan tepung yang tipis, minyak hanya akan menggoreng tepungnya saja. Lalu tepung yang tergoreng ini akan menyebarkan panas ke dalam daging di bawahnya," kata dia.

Karena panas yang disebarkan tepung, daging akan mengalami proses steam (kukus). Inilah yang membuat dagingnya tetap juicy dan lembut. 

Selain itu, jangan lupa untuk memakai minyak goreng yang sehat dan baru. Proses deep fried seperti inilah yang dikategorikan gorengan sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com