Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/04/2018, 15:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Untuk pakaian pesta, jas, atau baju-baju dengan bahan halus, biasanya kita mencucinya dengan mengirimnya ke binatu untuk di-dry clean. Tapi, sebenarnya cara pencucian ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Bahan pelarut yang biasa dipakai untuk dry cleaning, yaitu perchloroethylene, diketahui dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan liver, serta gangguan sistem saraf.

Bahkan, menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika (EPA) zat perchloroetylene atau disebut dengan perc itu juga menyebabkan kanker.  

"Di negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa, zat perc sudah dilarang sejak tahun 2006. Residu zat ini pada pakaian juga bisa membahayakan ginjal," kata Kho Tjin Hok, Lagoon Wet Cleaning Specialist dari Asia Pacific Electrolux Professional dalam acara peluncuran Lagoon Advanced Care di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ciri utama pakaian yang dicuci menggunakan perc, menurut Kho, adalah meninggalkan bau seperti minyak tanah pada pakaian.

"Bahaya lainnya adalah bahan pakaian jadi mudah terbakar," kata Kho.

Untuk pakaian berukuran kecil, sebenarnya kita bisa mencucinya sendiri dengan tangan. Tetapi, banya juga bahan-bahan yang cukup merepotkan jika dicuci tangan, misalnya bahan wool, gaun pesta yang panjang, atau pun jas.

Saat ini tersedia alternatif pencucian bahan-bahan halus di binatu, yaitu wet cleaning. Berbeda dengan dry clean yang memakai zat-zat kimia, sabun yang dipakai dalam cara pencucian ini diklaim ramah lingkungan dan proses pencuciannya menggunakan kemampuan air.

Menurut Kho, metode "mencuci basah" ini pada dasarnya adalah proses pencucian pakaian yang butuh perlakuan khusus dengan mesin cuci yang mampu mencuci secara lembut.

"Mesin cuci Lagoon Wet Cleaning dari Electrolux ini juga bisa dipakai mencuci gaun pengantin, bahan silk, velvet, kristal, dan bahan-bahan delicate lainnya," ujarnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com