Studi dari University of Texas Health Science Center menemukan, pria yang mengonsumsi kafein, 2-3 cangkir kopi per hari, memiliki risiko disfungsi ereksi lebih rendah.
4. Vasektomi
Memilih vasektomi bukan berarti kehidupan seks berakhir. Justru, cara tersebut lebih dianjurkan jika benar-benar yakin tidak berencana menambah keturunan lagi, tapi ingin seks lebih baik.
Sebab, menurut Karen Dohaney, terapis seks Northwestern University, sebagian pria gelisah karena pernah bermasalah dengan kontrasepsi.
Kegelisahan itu pun berdampak pada ereksi, dan terus-menerus kepada kehidupan seks.
5. Tetap setia
Sangat umum jika pria mulai selingkuh, dia juga akan mengalami disfungsi ereksi.
Hal ini tak lepas dari rasa bersalah yang membuat kecemasan dan berujung difsungsi ereksi.
6. Hindari diabetes
Diabetes bisa menjadi akar masalah disfungsi ereksi yang dialami pria. Faktanya, lebih dari 50 persen pria diabetes mengalami hal tersebut.
Diabetes mempercepat proses penyakit arteri, dan memperlambat transmisi rangsangan di sepanjang saraf di seluruh tubuh.
Karena itu, jaga pola makan untuk menghindari diabetes. Jika sudah terlambat, periksa gula darah dan segera konsultasi dengan dokter.
7. Perlahan mendorong
Jika dorongan terlalu kuat, kemudian salah tempat, justru dapat memecahkan corposa cavernosa.
Bagian tersebut merupakan "ruang ereksi" yang membuat penis ereksi.
Nah, kalau mengalami fraktur memerlukan operasi secepat mungkin untuk menstabilkan pendarahan internal dan mengurangi risiko kerusakan permanen.
Meskipun akibat mendorong kuat tidak separah itu, tapi bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.
Risiko yang dihadapi adalah kehilangan elastisitasnya, yang akhirnya menyebabkan nyeri, dan berujung impotensi.